Sunday, February 15, 2009

UPAYA MENINGKATKAN EFESIENSI PEMUATAN CURAH BATUBARA PADA PELAYARAN ANTAR PULAU DIATAS TONGKANG BELIAN TARIKAN TB. TANGGON

TRI AGOES SOEBAGIO
NIM. 244307022



BAB I
PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dewasa ini angkutan laut berkembang sangat pesat, kapal dan tongkang sebagai salah satu sarana angkutan laut yang dibangun mempunyai kecenderungan ke arah spesialisasi pada jenis muatan yang diangkut, seperti tongkang penganggkut muatan curah batu bara.
Tongkang belian tarikan TB. Tanggon adalah kapal berbendera Singapore adalah milik perusahaan Orchad Maritime Logistic yang dioperasikan untuk mengangkut muatan curah batubara pada pelayaran antar pulau di indonesia.
Ditinjau dari s egi pengoperasian kapal dan tongkang tersebut, Tongkang Belian yang diperuntukan khusus mengangkut muatan batu bara antar pulau memerlukan penanganan khusus dalam penanganan muatan di atas tongkang khususnya dalam efesisensi pemuatan batu bara.
Kelancaran, keamanan dan keselamatan proses pemuatan curah batu bara diatas tongkang sangat ditentukan oleh keterampilan dan kecakapan dari kepala pengaturan muatan, operator kompaier di darat dan crew kapal dalam menerapkan ketentuan – ketentuan cara pemuatan.
Dengan dilatar belakangi pemahaman dan pengalaman penulis dalam menangani cara pemuatan batu bara diatas tongkang Belian. Serta keinginan untuk meningkatkan efesiensi pemuatan curah batu bara pada tongkang – tongkang yang beroperasi dalam pelayaran antar pulau, penulis terdorong untuk memilih makalah ini dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN EFESIENSI PEMUATAN CURAH BATU BARA PADA PELAYARAN ANTAR PULAU DI ATAS TONGKANG BELIAN TARIKAN TB. TANGGON”.


1.2 PERUMUSAN MASALAH


Pada uraian sebelumnya, telah penulis uraikan tentang perlunya keterampilan dan kecakapan kepala pengaturan muatan, Operator Compaier serta Crew Kapal dalam hal pemuatan curah batu bara untuk meningkatkan efesiensi pemuatan curah secara efektif di tongkang dilihat dari segi muatan dan kondisi tongkang itu sendiri.

Secara umum adapun masalah pokok dalam pemuatan curah batu bara diatas tongkang Belian adalah ”kurang efesienya cara pemuatan muatan curah batu bara pada tongkang belian.

Permasalahan pokok tersebut diatas dapat diuraikan menjadi sub masalah yaitu kurangnya keterampilan dan kecakapan Operator Compaier dan Crew kapal dalam hal penanganan muatan curah batubara yang disebabkan :

A. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan secara tekhnis dari Operator
compaier, serta crew capal pada saat proses pemuatan berlangsung.

B. Kualitas alat muat / compaier yang dipergunakan sebagi alat muat kurang
baik












1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN


Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini dimakdudkan untuk dapat memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam penyelesaian memenuhi pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (S.T.M.T) Trisakti, Jakarta. Program S1 M.T.L
Dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang :

A. Hubungan antara keterampilan dan kecakapan Operator compaier di darat serta Crew kapal yang mengawasi pemuatan diatas tongkang

B. Masalah masalah yang menyebabkan rendahnya pengawasan dalam hal penanganan muatan curah batu bara.

C. Pemecahan Masalah yang menyebabkan rendahnya pengawasan serta keterampilan Operator Compaier serta Crew kapal yang dimaksud.

D. Upaya – upaya meningkatkan efesiensi pemuatan muatan curah batu bara di atas tongkang Belian.


1.4 LINGKUP BAHASAN

Mengingat luasnya masalah pengawasan dalam proses pemuatan curah batu bara ini, penulis membatasi lingkup pembahasanya itu pada kurang efesiensienya cara pemuatan curah batu bara diatas tongkang Belian disebabkan :

Penanganan muatan curah batu bara dengan kualitas alat muat / compaier yang dipergunakan sebagai alat muat kurang baik.



1.5 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA.


Dalam melaksanakan pengumpulan data yang diperlukan hingga selesainya penulisan makalah ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Mengadakan pengamatan (observasi Obyektif) yaitu pengalaman selama bekerja di PT. Orchad Maritime Logistic diatas kapal TB. Tanggon dari
20 September 2007 sampai dengan 18 Agustus 2008.

2. Studi kepustakaan, dengan membaca buku – buku yang ada berhubunga dengan masalah.

3. Observasi praktis yaitu dengan mengadakan diskusi dengan beberapa perwira senior dan rekan – rekan kerja.















BAB II
KEADAAN SEKARANG


Berdasarkan data dan fakta yang penulis amati dan peroleh selama bertugas sebagai Nakhoda di atas kapal TB. Tanggon bahwa : kurang efesienya cara penanganan pemuatan muatan curah batu bara disebabkan rendahnya pengetahuan dan kemampuan secara teknis dan operator compaier serta crew kapal selama pemuatan muatan curah batu bara berlangsung serta kurang baiknya peralatan muat / compaier yang digunakan sebagai alat muat. Telah mengakibatkan kurang lancarnya sistem Operasional kapal dan tongkang yaitu :

1.1 KONDISI MUATAN DI TONGKANG TIDAK TERATUR

Dari beberapa pelayaran pengangkutan muatan curah di atas tongkang Belian seperti pada pelayaran Tanah Merah - Benete Sumbawa selalu terjadi hilangnya muatan batu bara yang disebabkan kondisi angin yg kuat karena faktor tingginya muatan yang ada diatas tongkang pada saat kapal berlayar atau dipelabuhan.

Hilangnya muatan di atas tongkang Belian adalah dikarenakan penempatan muatan yang tidak teratur serta tidak bekerjanya drainase alat muat compaier pada saat pemuatan curah batu bara di atas tongkang dari hal tersebut disebabkan belum memahaminya operator alat muat / compaier dan crew kapal dalam cara pemuatan yang baik dan efesien yaitu :

1. Kurangnya pengetahuan Crew kapal dalam pengawasan pemuatan antara
Antara lain :

A. Kurangnya pengetahuan Crew kapal dalam pemberian informasi mengenai penempatan muatan curah yang di muat di ats tongkang.

B. Kurangnya pengawasan kondisi tongkang di bagian luar dan dalam ruang muat.


2. Kurangnya pengetahuan opertor compaier dalam mengoperasikan peralatan tersebut dengan baik antara lain :
A. Kurangnya pengetahuan operator compaierdalam penempatan muatan curah batu bara yang di curah di ruang muat tongkang.

B. Kurangnya Perhatian khusus tentang jalanya drainase air yang di pergunakan selama pemuatan.

C. Kurangnya pengetahuan pengoperasian compair sehingga muatan kadang keluar dari luar ruang tongkang serta penempatan muatan pada sudut sudut ruang muat yang kurang baik.



1.2 LAMANYA WAKTU PEMUATAN DI DERMAGA



Dengan kurangnya pengetahuan teknis Operator Compaier dan Crew kapal dalam cara penanganan muatan serta kurangnya pengawasan langsung terhadap proses pemuatan muatan curah batu bara di atas tongkang, telah mengakibatkan terjadinya tidak terpenuhinya capasitas target muatan yang di tentukan oleh perusahaan.

Sehubungan dengan adanya kekurangan dalam hal cara pemuatan tersebut, mengharuskan dilakukanya pengawasan yang teratur, terarah dan berkesinambungan. Serta perawatan peralatan muat / compaier dapat bekerja dengan baik selama proses pemuatan muatan curah batu bara di atas tongkang berlangsung. Dan tidak jarang pula adanya kerusakan alat muat compaier yang tidak bekerja / macet pada saat proses pemuatan serta keterlambatan stock / cadangan batu bara yang di muat diatas tongkang tidak berjalan. Sehingga menyebabkan proses pemuatan menjadi lebih lama. Pemberitahuan crew kapal yang sering terlambat dikarenakan tidak ada pengawasan yang baik

mengakibatkan adanya muatan terkadang sampai tumpah di deck kapal di luar side board kapal. Cara yang tidak ekonomis dalam penerapan pemuatan. Dalam pelaksanaan Hal hal yang demikianlah yang mengakibatkan akan lambatnya proses pemuatan sampai 2 jam. Pelaksanaan peralatan muat / compaier apabiala mengalami kerusakan / macetnya pada system tire rool bias mengalami kerusakan sehingga hanya berjalan 1 compaier saja yang seharusnya bias berjalan 2 compaier bias mengalami keterlambat 3 jam. Sehngga jadwal keberangkatan kapal bias tertunda bias menjadi 5 jam.

Adapun kesalahan dalam pengawasan serta system kerja peralatan yang bekerja tidak berjalan dengan baik pada saat pemuatan curah batu bara di atas tongkang Belian terjadi disebabkan :

1. Kurangnya pengawasan pada waktu pemuatan muatan curah batu bara oleh Crew kapal antara lain :
a. Tidak adanya pengawasan pada waktu muat sehingga penempatan muatan tidak teratur dengan baik sehingga menimbulkan banyaknya muatan yang keluar dari ruang muat tongkang. Sehingga mengakibatkan kotornya area luar tongkang. Dengan adanya hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja bekerjanya peralatan mesin serta jangkar tongkang.

b. Tidak adanya pengawasan muat pada saat muatan di curah diatas tongkang sehingga pada daerah sudut – sudut ruang muat tidak terisi dengan baik.



2. Kurangnya koordinasi dengan kepala pemuatan, antara lain :

a. Tidak adanya informasi tentang muatan batu bara yang ada di stock file. Sehingga pemuatan kadang tersendat sendat.

b. Tidak ada informasi tentang kondisi peralatan muat / compaier di dermaga tentang kondisi peralatan muat tersebut berjalan dengan baik atau tidak.



1.3 ADANYA TEGURAN DARI PERUSAHAAN


Dengan adanya kekurangan dan penyimpangan dari system penanganan penanganan dan pengawasan muatan di atas tongkang Belian membuat lamanya waktu pemuatan dan penundaan keberangkatan kapal, Sehingga akan mengakibatkan :

1. Perusahaan dirugikan karena :

A. Semakin lama kapal dipelabuhan dan biaya menjadi tinggi

B. Biaya Muat menjadi besar.


2. Adanya Tuntutan atau teguran kepada Nakhoda karena :

A. Tertundanya keberangkatan kapal, akan membuat keterlambatan tibanya kapal dipelabuhan tujuan sehingga pemilik Barang tidak dapat menerima barangnya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

B. Berkurangnya atau hilangnya kepercayaan pelanggan terhadap kinerja perusahaan dan akan mengalihkan ke perusahaan lain yang lebih menjamin.