Friday, February 13, 2009

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN LAUT PT. PATRIA NUSA SEGARA JAKARTA 2009

EKO DARYANTO
NIM 244 308 002


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan dalam dunia pelayaran dituntut adanya daya saing, kinerja dan mutu yang bagus dari semua sumber yang dimiliki oleh negara, khususnya sumber daya manusia (SDM) yang bermutu dan berfikir modern.
Dalam perusahaan pelayaran, manusia sebagai karyawan laut merupakan suatu asset yang sangat berharga. Karena manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di dunia. Manusia mempunyai daya pikir, analisa dan kreativitas untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan, dan mengontrol segala sesuatu sesuai dengan fungsinya dalam manajemen. Sehingga perusahaan dapat berkembang dengan optimal yang selalu melakukan perbaikan dan pengembangan secara efektif dan efesisien dalam segala hal untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan pada era persaingan bebas.
Menggerakkan dan mengendalikan manusia agar mau bekerja sesuai dengan harapan perusahaan tidaklah pekerjaan yang mudah karena manusia adalah mahluk yang bermartabat, mempunyai perasaan, cita – cita, keinginan dan harapan. Jalan yang ditempuh perusahaan untuk mengatur manusia agar mau bekerja dengan harapan perusahaan yaitu melalui disiplin karyawan.

Adapun disiplin pada hakikatnya mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas – tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu, melaksanakan perintah atasan, dan mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma – norma yang berlaku. Disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja seorang karyawan khususnya karyawan laut. Jika perusahaan pelayaran memiliki karyawan laut yang mempunyai disiplin tinggi tetapi tidak menunjukkan kinerja yang baik maka teknologi maju yang dimiliki perusahaan tidak akan menghasilkan produk yang bermutu secara optimal. Perusahaan menginginkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktiv sehingga perusahaan dapat maju dengan pesat dan mampu bersaing pada era persaingan bebas.
Perusahaan melakukan beberapa langkah untuk meningkatkan produktivitas kerja, salah satu langkah yang diambil perusahaan yaitu dengan program pelatihan karyawan laut secara berkesinambungan seperti In House Training Program dan On Board Trainning program. Program yang bertujuan untuk meningkatkan teknis, teoritis konseptual dan moral karyawan laut agar produktivitas kerja menjadi baik dan mencapai hasil yang optimal. Untuk menindaklanjuti program pelatihan tersebut, perusahaan mengadakan penilaian terhadap kinerja karyawan laut apakah produktivitas kerja yang dicapai oleh seorang karyawan memenuhi standar perusahaan dengan adanya Shipboard Appraisal Report dari kapal ke kantor secara berkala setiap enam bulan. Dengan adanya penilaian kerja tersebut, tidak menutup kemungkinan karyawan tersebut akan dipromosikan atau atas balas jasanya dinaikkan atau diberhentikan yang tujuannya untuk mendorong karyawan lebih giat dalam bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhannya.
Untuk menghadapi persaingan bebas yang semakin ketat dituntut disiplin karyawan untuk meningkatkan produktivitas secara optimal, maksudnya setiap sumber daya manusia dituntut untuk dapat melaksanakan semua tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin, bekerja dengan cepat, tepat pada harapan yang dituju dan bermanfaat bagi perkembangan perusahaan. Sehingga menghasilkan kinerja karyawan yang baik dan mempercepat pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah Proposal dengan judul :
“ PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN LAUT PT. PATRIA NUSA SEGARA JAKARTA 2009”.


B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang judul penelitian di atas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Disiplin kerja karyawan laut yang belum optimal
b. Ketrampilan dan pengetahuan karyawan laut yang terbatas
c. Penerapan ilmu pengetahuan yg belum optimal di lapangan / di tempat kerja.
d. Jam kerja karyawan laut yang belum dipatuhi
2. Pembatasan Masalah
Sehubungan keterbatasan waktu, dana, teori – teori dan agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan dapat diteliti, untuk itu maka penulis memberi batasan masalah pada :
Pengaruh Disiplin Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta 2009
3. Pokok Permasalahan
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana disiplin karyawan laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta
b. Bagaimana produktivitas karyawan laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta
c. Bagaimana pengaruh disiplin terhadap produktivitas karyawan laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka harapan bagi penulis adalah untuk :
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
a. Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja karyawan laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta
b. Untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja karyawan laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta
c. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja karyawan laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk menambah khasanah dan wawasan ilmiah bagi penulis khususnya dalam hal sumber daya manusia. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini merupakan sumbangan pikiran dari penulis dalam rangka pengembangan manajemen perusahaan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan menganalisa dan pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berkenaan dengan produktivitas pada PT. Patria Nusa Segara Jakarta
c. Bagi STMT dan Masyarakat
Sebagai sumbangan pemikiran dan sumber analisa kepada para pembaca, baik di lingkungan kampus STMT Trisakti, ataupun di luar kampus dalam memahami tentang hubungan disiplin dan produktivitas kerja dalam upaya penambahan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat umum melalui perpustakaan STMT Trisakti Jakarta.

D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data dari penelitian ini adalah kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk angket dan data kuantitatif adalah data yang berbentuk skor angket.

b. Sumber Data
Sumber data primer yang diperoleh melalui kuisioner kepada karyawan laut PT. Patria Nusa Segara Jakarta.
2. Populasi dan Sample
Populasi merupakan objek secara keseluruhan dari penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan diambil kesimpulannya. Adapun populasi data dalam penelitian ini adalah karyawan laut yang berjumlah 150 orang.
Sample adalah bagian populasi atau bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sample ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah efisien biaya dan waktu, jumlah sample 40 orang.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang di perlukan dalam penelitian ini maka penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan ( Field Research )
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada obyek penelitian untuk memperoleh data – data primer, yakni dengan cara :
1) Wawancara ( Interview )
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada pihak – pihak yang berhubungan dengan materi yang di bahas.
2) Angket ( Quetioner )
Yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya, hal ini sesuai dengan jumlah variable yang berhubungan pada judul di atas.
Pembobot nilai
Jawaban yang diberikan pada Kuisioner dinilai dengan menggunakan skala likert yang dijelaskan oleh J Supranto ( 1997 : 91 )
Tabel 1
Bobot Nilai Kuisioner
Pilihan Kategori
Sangat Setuju ( SS ) 5
Setuju ( S ) 4
Netral ( N ) 3
Tidak Setuju ( TS ) 2
Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1
Sumber : J Supranto, 1997 : 91

3) Pengamatan ( Observation )
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung di lapangan yang menjadi obyek penelitian.

b. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )
Yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data – data yang mendukung untuk penelitian ini diambil dari buku – buku referensi atau literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

4. Tehnik Analisis Data
Sesuai dengan judul di atas yang terdiri dari 2 ( dua ) variable, yaitu variable X = Disiplin Karyawan, dan variable Y = Produktivitas kerja. Maka analisa data menggunakan rumus statistik, yaitu untuk daya nisbah menggunakan formula ( Sugiyono : 2005 : 237 ) yaitu :
a. Persamaan Regresi Linier Sederhana
Rumus : Y = a + bX
a = Y – bX
b = n ∑ XY - ∑ X . ∑ Y
n ∑ X 2 – ( ∑ X 2 )
Dimana : X = Variabel Independent
Y = Variabel Dependent
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
n = Jumlah Sample Data

b. Analisa Koefisien Korelasi
Rumus : r xy = n. ∑ XY - ∑ X. ∑ Y
√ [n ∑ X 2 – ( ∑ X 2 ) ] √ [ n ∑ X 2 – ( ∑ X 2 ) ]
Dari perhitungan koefisien korelasi di atas, maka akan di dapat hasil sebagai berikut :
Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi mulai dari – 1 hingga + 1 yang artinya :
1. Jika r = 0 maka hubungan antara kedua variable sangat lemah atau tidak ada hubungan antara X dan Y
2. Jika r = + 1 atau mendekati + 1 maka ada hubungan antara X dan Y sangat positif dan kuat
3. JIka r = - 1 atau mendekati -1 maka ada hubungan antara X dan Y sangat kuat tapi bersifat negatif

Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Riduwan, 2003 : 228
c. Koefisien Penentu ( KP )
Merupakan besarnya kontribusi variable X terhadap Y dalam persen ( % )
Rumus : KP = r 2 x 100 %
Dimana KP = Koefisien Penentu
r = Koefisien Korelasi
d. Uji Hipotesa
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin dengan produktivitas kerja karyawan laut, dirumuskan sebagai berikut :
1) Hipotesis Kerja ( Hipotesis Awal ); Ha atau H1
Biasanya merujuk kepada adanya hubungan antara variabel X dan
variabel Y
Hipotesis Nol ( Null Hypothesis ); Ho
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable X dan Variable Y

2) Menentukan Rumus t hitung
Rumus :
t hitung = r √ ( n – 2 )
√ ( 1 – r2 )

Dimana : t hitung = Hasil Perhitungan
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sample Data

3) Besarnya t table ( a ; df = n – 2 )


4) Membandingkan t table dengan t hitung
a) Jika t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ( H1 ) ditolak, artinya hipotesis atau dugaan sementara tidak terbukti.
b) Jika t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha ( H1 ) diterima, artinya hipotesis atau dugaan sementara terbukti benar.
E. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka penulis memberikan hipotesis awal, yaitu di duga terdapat pengaruh kuat dan signifikan antara disiplin dengan produktivitas kerja karyawan laut pada PT. Patria Nusa Segara Jakarta.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Proposal ini secara keseluruhan disiapkan dalam Dua BAB, dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah dan pokok masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, hipotesis serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas, yaitu teori tentang manajemen sumber daya manusia, disiplin dan produktivitas kerja.



BAB II
LANDASAN TEORI

A. Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.
Ada beberapa definisi tentang manajemen:
Menurut Hasibuan (1996 :2), yaitu Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Sikula yang dikutip Hasibuan. (1996: 2) : Manajemen adalah Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading motivating, communicating and dicision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service.

Artinya :

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehinggga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.

Terry (Hasibuan 1996 : 2) menyatakan bahwa manajemen adalah Managemet is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources.

Artinya :

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.


Menurut Koontz and O'Donnel (Hasibuan 1996 : 3) : Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct and control the activities other people.

Artinya:

Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.

Menurut Leo yang dikutip Soemarjati Tjokroamidjojo (1995 : 2) manajemen

Sebagai seni dan ilmu dalam merencanakan, pengkoordinasian, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan daripada human dan natural resources (terutama human resources) untuk mencapai tujuan yang ditentukan lebih dahulu.

Berdasaran definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen, (1) mempunyai tujuan yang ingin dicapai, (2) merupakan perpaduan antara ilmu dan seni, (3) merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsumya, (4) dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu organisasi, (5) didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab, (6) manajemen alat untuk mencapai tujuan.

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut H.Buchari Zainun (1995 : 56) sumber daya manusia adalah daya yang bersumber dari manusia. Daya yang bersumber dari manusia dapat pula disebut tenaga atau kekuatan (energi atau power).
Menurut Leo yang dikutip Soemarjati Tjokroamidjojo (1995 2), definisi manajemen sumber daya manusia adalah :
Sebagai suatu ilmu dan seni daripada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengontrolan dalam hal pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan sumber daya manusia secara terpadu sehingga sumber daya manusia yang ada bias ditingkatkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai efektivitas dan efisiensi perusahaan sehingga tujuan perusahaan, individu karyawan dan masyarakat terealisir.

Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat pentmg bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia diperusahaan perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan organisasi sangatlah bergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada di perusahaan
Manajemen sumber daya manusia menurut A. A, Anwar Prabumangkunegara
(2000: 129) adalah :
Merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Manajemen sumber daya manusia dapat pula didefinisikan sebagai suatu pengelolaan, dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai.

Menurut Flippo (1996: 5) manajemen personalia atau manajemen sumber dYaa manusia adalah; :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.

Dari beberapa pendapat manajemen sumber daya manusia dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah : suatu ilmu atau seni yang merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, pemberian kompensasi dan mengawasi terhadap pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia, agar dapat ditingkatkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai efektivitas dan efisiensi para karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Dengan pengaturan sumber daya manusia secara profesional, diharapkan pegawai bekerja secara produktif Pengelolaan pegawai secara professional harus dimulai sejak perekrutan pegawai, penyeleksian, pengklasifikasian, penempatan pegawai sesuai dengan kemampuan, penataran dan pengembangan karirnya

B. Disiplin
Disiplin berasal dari kata yang sama dengan "disciple" yakni seseorang yang belajar secara sukarela mengikuti seorang pimpinan. Disiplin menurut Hasibuan, Dasar dan Kunci Keberhasilan (1997 : 212) sebagai berikut : "Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku".

Kesadaran adalah sikap seseorang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggug jawabnya, jadi ia akan mematuhi / mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan dengan paksaan.
Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis. Jadi seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya baik secara sukarela maupun karena terpaksa. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Menurut Alex S Nitisemito (1996: 118) sebagai berikut : " Disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis" Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002 : 314) sebagai berikut "Disiplin adalah merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan perusahaan".
Disiplin dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan, dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan, karena dengan tata tertib maka semangat kerja, moral kerja, efisiensi dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuan jika karyawan tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut. Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan balk jika sebagian besar karyawan mentaati peraturan-peraturan yang ada.
Hukuman atau sanksi diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan karena hukuman ini untuk mendidik para karyawan agar berperilaku mentaati semua peraturan perusahaan, Peraturan tanpa dibarengi pemberian hukuman/ sanksi yang tegas bagi pelanggarnya bukan menjadi alat pendidik bagi karyawan. Untuk menegakkan disiplin tidak cukup hanya dengan ancaman-ancaman tetapi perlu diimbangi dengan tingkat kesejahteraan yang cukup, baik gaji yang sesuai maupun bonus-bonus bagi karyawan agar kehidupan mereka lebih sejahtera yang pada akhirnya karyawan akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kedisiplinan pada hakikatnya pembatasan kebebasan dari karyawan dengan kata lain disiplin bukan hanya untuk kedisiplinan kerja saja tetapi pada intiya untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin menurut Hasibuan (1997 : 213) Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu perusahaan. Diantaranya ialah :
a. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan yang ingin dicapai perusahaan harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan agar karyawan dapat bekerja sungguh-sungguh dan berdisiplin baik untuk mengerjakannya.
b. Teladan Pimpinan
Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh karyawan oleh karena itu pimpinan harus memberi contoh yang baik dan berdisiplin tinggi, jujur, adil, dan bekerja keras.
c. Ba1as jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberi kepuasan dan kecintaan terhadap perusahaan/ pekerjaan, jika kecintaan terhadap pekerjaan semakin baik maka kedisiplinan akan semakin tinggi.
d. Keadilan
Sifat dan ego manusia yang selalu merasa dirinya penting dan ingin diperlakukan sama dengan manusia lainnya menjadikan keadilan sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatkan disiplin kerja. Pimpinan yang baik selalu berusaha bersikap adil terhadap semua karyawannya, karena pimpinan menyadari bahwa dengan keadilan yang berjalan baik akan tercipta kedisiplinan kerja yang baik pula.
e. Waskat (Pengawasan Melekat)
Waskat adalah tindakan yang nyata dan efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena pimpinan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja karyawannya. Waskat yang efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan karena merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari pimpinannya. Waskat juga berfungsi mencari sistem-sistem kerja yang lebih efektif untuk mencapai tujuan perusahaan.
f . Sanksi Hukum
Dengan adanya sanksi hukuman, karyawan akan takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan sehingga sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
g. Ketegasan
Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum / memberi sanksi kepada setiap karyawan yang bersikap indisipliner.
h. Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis antar sesama karyawan ikut menciptakan disiplin kerja yang baik pada suatu perusahaan. Pimpian harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua karyawan.
Pendekatan - hendekatan Dalam Disiplin
Disiplin yang terbaik adalah disiplin diri, disiplin yang muncul dari dalam diri manusia itu sendiri, karena sebagian besar orang memahami apa yang diharapkan dan dirinya di pekerjaan, dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif Namun tidak sedikit orang memerlukan disiplin ekstemal untuk membantu memacu disiplin diri mereka. Filosofi ini telah menghasilkan perkembangan pendekatan disiplin positif.
Pendekatan disiplin positif adalah pendekatan yang dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruktif tanpa perlu adanya hukuman.

Langkah-langkah disiplin positif menurut Mathis (2002 : 315)
1. Konseling
Pimpinan mengidentifikasi gangguan perilaku kerja karyawan dan mendiskusikan solusinya. Tujuan konseling untuk meningkatkan kesadaran karyawan terhadap kebijakan dan peraturan perusahaan. Kadangkala orang hanya perlu disadarkan akan peraturan perusahaan.
2. Dokumentasi Tertulis
Jika konseling belum efektif maka tahap kedua diberlakukan. Pada tahap ini karyawan dan pimpinan menyusun solusi tertulis untuk mencegah munculnya persoalan yang lebih jauh.
3. Peringatan Terakhir
Ketika kedua tahap diatas belum juga mengubah perilaku karyawan maka akan diberikan peringatan terakhir yang menekankan kepada karyawan tentang pentingnya koreksi terhadap tindakan karyawan yang tidak tepat. Beberapa perusahaan membuat keputusan satu hari (decision-day off) dimana karyawan diberikan satu hari libur dengan tetap menerima gaji dan diberikan rencana kerja perusahaan secara tertulis untuk memberi kesan kepada si pelanggar tentang seriusnya persoalan dan ketetapan hati manajemen untuk melihat perilaku karyawan tersebut dapat berubah sesuai kepentingan perusahaan.
4. Pemberhentian
Jika karyawan gagal mengikuti rencana kerja perusahaan yang telah disusun, maka pihak manajemen berhak memberhentikan karyawan tersebut.

Kekuatan pendekatan positif dalam disiplin ini fokusnya adalah pada pemecahan masalah, juga karena karyawan merupakan partisipasi aktif dalam kegiatan perusahaan, maka perusahaan yang menggunakan pendekatan ini cenderung memenangkan tuntutan hukum jika karyawan mengajukan tuntutan. Sedangkan kelemahan dalam pendekatan ini adalah diperlukannya jumlah waktu yang sangat lama untuk melatih para pimpinan agar bisa menjadi konselor yang efektif

C. Produktivitas Kerja
1. Pengertian Produktivitas
Para ahli ekonomi menganggap produktivitas sebagai perbandingan antara hasil kegiatan (output) dan pengorbanan untuk mendapatkan hasil tersebut (input). Pada umumnya perbandingan itu menggambarkan hasil bagi antara output keseluruhan dengan angka input kesejumlah kategori barang atau jasa.

Menurut Siagian, (1982: 154)
Produktivitas adalah sebagai kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besamya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran yang optimal bahkan maksimal.

Menurut Paul Mali, (1978: 6-7)
Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya yang efisien, oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu.

Menurut Simanjuntak (1995: 30)
Produktivitas mengandung filosofi, definisi kerja dan teknik operasional. Secara filosofi produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih balk dari hari kemarin dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.

2. Pengertian Produktivitas Kerja
Merupakan rasio output terhadap input. Jika kita bicara mengenai produktivitas kerja maka hal itu tidak akan terlepas dari berbagai kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup seseorang dapat terpenuhi, / orang akan termotivasi untuk bekerja produktif bila pikirannnya tercurah pada pekerjaannya. Hal ini terjadi karena karyawan yang bersangkutan telah terpenuhi kebutuhan hidupnya.

Beberapa pendekatan produktivitas kerja
Menurut Simanjuntak(1995: 30)
Produktivitas kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja.

Menurut Bambang Kusriyanto, (1995 : 1)

Produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya per jam/ orang), sedangkan peran tenaga kerja disini adalah penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

Menurut Sinungan (1992: 12)
Produktivitas adalah suatu pendekatan indisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien tetapi tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi.

Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil kegiatan (output) dengan segala pengorbanan seperti biaya, tenaga kerja, bahan baku, modal, dan lai-lain untuk mewujudkan hasil (input). Dari hasil perhitungan atau perbandingan tersebut akan diperoleh rumus sebagai berikut :


Output
Tingkat produktivitas = ---------
Input

Tingkat produktivitas terdiri dari beberapa produktivitas antara lain :
Produktivitas tenaga kerja, produktivitas bahan baku, produktivitas modal, dan
produktivitas tenaga atau energi.

Faktor - faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Produktivitas kerja merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Indikator yang dapat digunakan sebagai kriteria manfaat dan komponen-komponen pengukuran produktivitas antara lain adalah peningkatan prestasi, penurunan absensi karyawan, dan perputaran tenaga kerja.
Sedangkan untuk mengukur kualitas kerja dapat dilihat dari peningkatan keterlibatan kerja, peningkatan kepuasan kerja, penurunan stres, penurunan jumlah karyawan yang sakit. Faktor-faktor yang dianggap produktivitas secara langsung maupun tidak langsung melalui perubahan unsur-unsur pemasukan dan hasil serta hubungan satu sama lain.


Menurut Simanjuntak, dikutip J Ravianto, (1982: 22)
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja yaitu :
1. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Pelatihan kerja dengan cara melengkapi karyawan dengan, keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Pada dasarnya pelatihan melengkapi pendidikan.
2. Tingkat Penghasilan
Rendahnya tingkat pendapatan menyebabkan seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok secara memadai, yang lebih lanjut menyebabkan produktivitas kerja rendah, oleh sebab itu terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, peningkatan produktivitas kerja perlu didukung oleh usaha-usaha perbaikan dan peningkatan penghasilan masyarakat, salah satu upaya untuk itu adalah melalui sistem pengupahan yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan dan keluarganya dan sekaligus dapat mendorong peningkatan produktivitas kerja karyawan.
3. Pemilihan Teknologi dan Sarana Kerja
Produktivitas kerja seseorang juga dipengaruhi sarana produksi, teknologi, dan lingkungan kerja. Produktivitas seseorang yang menggunakan peralatan yang lebih lengkap dan sempurna, lebih tinggi dari produktivitas seseorang yang menggunakan peralatan sederhana. Demikian juga produktivitas karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang baik dan aman lebih tinggi dari karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang tidak menyenangkan.
4. Peningkatan Kemampuan Manajerial Pimpinan
Prinsip manajemen adalah peningkatan efisiensi dengan mengurangi keborosan. Sumber-sumber digunakan secara maksimal termasuk barang modal, bahan-bahan mentah, dan setengah jadi serta tenaga kerja itu sendiri. Penggunaan sumber-sumber tersebut dikendalikan secara berdaya guna dan tepat guna. Efisiensi dan pencapaian tujuan dari tiap-tiap aspek tersebut diperoleh melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perusahaan adalah suatu tempat dimana orang-orang memperoleh pengalaman kerja dan kesempatan meningkatkan keterampilannya. Tanggung jawab peningkatan keterampilan seperti itu sebagian tergantung dari pimpinan perusahaan dan kondisi perusahaan itu sendiri.
5. Kesempatan Kerja
Tingkat produktivitas seseorang sangat tergantung pada kesempatan yang terbuka padanya. Kesempatan dalam hal ini sekaligus berarti kesempatan untuk bekerja, pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan tiap-tiap orang dan kesempatan pengembangan diri. Produktivitas kerja juga berkembang dan meningkat melalui kesempatan melakukan tugas dan tanggung jawab yang lebih berat dalam jabatan yang lebih tinggi yang menuntut kemampuan dan produktivitas kerja Sebaliknya penugasan seseorang yang terlalu lama dalam suatu jabatan tertentu dapat menimbulkan kebosanan dan menurunkan gairah kerja, oleh sebab itu dalam setiap waktu tertentu dan teratur kepada setiap orang diberi kesempatan baru yang dapat dikaitkan dengan pembinaan karirnya.