Sunday, February 15, 2009

PENGARUH MANAJEMEN OPERASIONAL PT. PIONEER OFF SHORE TERHADAP KINERJA PIPE LINE KAPAL MV. PIONEER ALLIANCE DI BALIKPAPAN TAHUN. 2008

MUHAMAD SIDQON
NIM : 244. 308. 012


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi sekarang ini. perkembangan dunia perminyakan semakin bertumbuh dan berkembang seiring dengan sumber cadangan minyak dunia yang semakin menurun dan juga produksi minyak pada sumur-sumur yang ada semakin kurang produktif lagi. Untuk itu sebagian negara-negar berkembang di Asia seperti indonesia, India, Myanmar, Malaysia, Thailand, serta Vietnam sedang melakukan eksplorasi perminyakan secara besar-besaran baik di darat maupun di laut-laut lepas pantai. Eksplorasi perminyakan merupakan salah satu
industri terbaik di dunia, dimana memiliki nilai pangsa pasar yang besar serta banyak dibutuhkan di sektor industri.dan juga otomotif. Untuk ini Pioneer offshore sebagai perusahaan Offshore yang melayani pipe line terbesar di dunia untuk menemukan pemasangan pipa di bawah permukaan tanah.
Pipe Line merupakan awal untuk penyambungan pipa kandungan-kandungan minyak di bawah permukaan tanah, baik dengan survey 1D, 2D dari suatu platform di laut selanjutnya disambungkan ke darat dengan pipa dengan menggnakan transportasi membawa dari darat ke tempat penyambungan.
Untuk survey di laut lepas pantai diperlukanlah moda transportasi laut yaitu kapal laut yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yaug digunakan dalam survey tersebut. Untuk mendukung kinerja dan survey ini diperlukan Manajemen Operasional yang handal serta strategi-strategi yang jitu untuk mengatur semua operasional kapal dalam mengerjakan kontrak kerja sebagai research vessel dengan para pelanggan agar kinerja kapal survey maksimal dalam pengoperasiannya.
Beberapa masalah yang dapat timbul dalam mengoperasionalkan kapal-kapal seismic merupakan tantangan dari pada pihak Manajemen Operasional sebagai penggerak dan perencana untuk menunjang sistem pengoperasian kapal dalam kaitannya sebagai usaha untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dimana Manajemen Operasional yang baik akan memberikan peran serta kepada perusahaan dalam meningkatkan kinerja kapal serta memberikan reputasi yang baik pula bagi dunia seismic researh.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tetarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul : PENGARUH MANAJEMEN OPERASIONAL PT. PIONEER OFFSHORE TERHADAP KINERJA PIPE LINE KAPAL MV. PIONEER ALLIANCE DI BALIKPAPAN TAHUN 2008”.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul di atas maka masalah-rnasalah yang mungkin tejadi dapat disusun identifikasi masalah sebagai berikut :
a. Hambatan-hambatan yang dihadapi baik faktor internal maupun eksternal
b. Pipe line kapal MV. Pioneer Alliance.
c. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang kurang maksimal dan terealisasi dalam pelaksanaan Pipe Line.
d. Jumlah dan kondisi alat-alat survey yang kurang dipelihara.
e. Menjalankan prosedur-prosedur perusahaan yang belum optimal.
f. Peranan manajemen Operasional yang belum maksimal dalam menunjang kegiatan Pipe Line.

2. Pembatasan Masalah
Untuk mencegah penelitian ini menjadi meluas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pembahasan hanya pada pengaruh Manajemen Operasional PT. Pioneer Offshore terhadap kinerja kapal MV. Pioneer Alliance tahun 2008.
3. Pokok Masalah
a. Bagaimana pelaksanaan Manajemen Operasional PT. Pioneer Offshore tahun 2008 ?.
b. Bagaimana kinerja Pipe Line MV. Pioneer Alliance tahun 2008 ?.
c. Bagaimana pengaruh Manajemen Operasional PT. Pioneer Offshore terhadap kinerja Pipe Line MV. Pioneer Alliance tahun 2008 ?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
b. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi guna :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan Manajemen Operasional PT. Pioneer Offsshore tahun 2008.
b. Untuk mengetahui kinerja PipeLine MV. Pioner Alliance tahun 2008.
c. Untuk mnegetahui pengaruh Manajemen Operasional PT. Pioner Offshore terhadap kinerja Pipe Line MV. PT. Pioner Alliance tahun 2008.
2. Manfaat penelitian :
a. Bagi penulis :
Untuk memperdalam da memperluas wawasan tentang konsep-konsep aplikasi pengaruh manajemen opersional perusahaan.
b. Bagi perusahaan :
Dari hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau input bagi pimpinan dan pemilik perusahaan. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana penegembangan dan perbaikan perusahaan untuk masa yang akan datang.
c. Bagi lembaga STMT Trisakti dan masyarakat :
Untuk melengakapi dan memeperkaya kepustakaan di STMT Trisakti dan sebagaio tamnbahan masukan bagi para teman-teman di STMT Trisakti.
Bagi investor dan masyarakat dalam melihat perkembangan perusahaan terutama dalam pelayanannya sebagi salah satu perusahaan Oil Fiel Service terbesar didunia serta sebagai masukan bagi para pembaca dan peneliti lainnya,
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Dan Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah penelitian kualitatif yang dibobotkan menjadi data kuantitanif yang berlandaskan pada studi literatur serta dokumen-dokumen perusahaan yang menunjang penelitian. Adapun sumber data scbagai berikut :
a. Data Primer
Untuk memperkuat analisa, penulis melakukan wawancara serta angket kepada responden dan sejumlah karyawan yang terkait dalam perusahaan di bidang operasional.
b. Data Sekunder
Diperoleh dengan melakukin penganalisaan dan mempelahari buku-buku, literature dan website yang berhubungan dengan masalah ini
2. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang diteliti. Pada skripsi ini penulis akan mengambil populasi karyawan PT. Pioner Offshore khususnya bagian operasional perusahaan dalam Manajemen Operasional pada tahun 2008
2) Sampel
Sampel adalah bagian dan populasi yang belul-hetul representative untuk diteliti sehingga kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi dengan jumlah responden kurang lebih 30 orang pada tahun 2008.
3) Metode Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data untuk menyusum skripsi ini saya sebagai penulis menggunakan metode-metode sebahgai berikut :
a. Penelitian Lapangan (Field Reseurche)
a. Observasi : Disini penulis langsung terjun kelapangan untuk melakukan pengamatan dan melihat kegiatan – kegiatan yang rutin yang dilakukan sehari - hari di PT. Pioner Offshore di bagian operasional.
b. Interview : Disini penulis melakukan wawancara dengan kepala bagian operasional dan karyawan dibagian operaional untuk memperoleh berbagai keterangan mengenai kegiatan dan pelaksanaan.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian dengan cara pengumpulan data yang mendukung untuk penelitian ini, diambil dan buku-buku referensi ilmiah atau literatur - literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
4) Teknik Analisa Data
Pengolahan data dilakukari dengan menempuh langkah.langkah sebagai berikut :
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan operasional antara variabel X (manajemen operasional) dengan variabel Y (kinerja kapal).
Rumus yang digunakan menurut Anton Dajan (1986:367) adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana:
Y = Variahel dependen, dalam hal ini adalah kinerja kapal
X = Variabel independent, dalain hal ini adalah Manajemen
Operasional
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
n = Jumlah sampel observasi.
Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan rumus – rumus :



b. Analisis koefisien korelasi
Koefisien korelasi merupakan alat untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Y. Adapun nilai koefisien korelasi (r) dapat dicari dengan rumus Anto Dajan (1986 :376) sebagai herikut:


Dimana
n = Jumlah sampel
X = Variabel dependen (manajemen operasional)
Y = Variabel independen (Kinerja kapal)
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi yang dimaksud maka :
1) Jika r= 0 atau mendekati 0 berarti hubungan antara variable X dan Y sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
2) Jika r = + 1 atau mendekati +1 berarti hubungan antara variable X dan Y sangat kuat dan positif.
3) Jika r =-1 atau mendekati -1 berarti hubungan antara variable X dan Y sangat kuat namun negatif

Tabel 1
Pedoman untuk memberikan interpretasi
Koefisien korelasi
Interval koefisien` Tingkat hubungan
0.00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiono (2003:214)

c. Analisis Koefisien Penentu (Kp)
Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variable X terhadap naik turunnya variable Y dalam persen (%) dengan rumus (J. Supranto 1988:250) adalah sebagai berikut :
Kp=r2 x l00%.
d. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel, melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1) Hipotesis awal
a. Ho : ρ = 0 berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y sangat lemah atau tidak ada pengaruh sama sekali.
b. Ha- ρ > 0 berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y sangat kuat dan positif
2) Untuk menghitung nilai t-hitung menurut Anton Dajan (1986:376) digunakan rumus sebagai berikut :


Dimana :
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sample
3) Untuk mendapatkan nilai t-tabel digunakan tabel distribusi t pada ( = 0,050; df= n- 2).
4) Membandingkan nilai t-tabel dengan t-hitung
(a) Jika t-hitung < t-abel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya hipotesis atau dugaan sementara tidak terbukti
(b) Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hipotesis atau dugaan sementara terbukti benar.
E. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Manajemen Operasional PT. Lioneer Offshore terhadap kinerja Pipe Line kapal MV. Pioneer Alliance 2008.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca memahami isi skripsi ini maka sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab masing-masing sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan penjelasan tentang latar belakang menggapa penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, dalam bab ini juga diuraikan mengenai metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi
BAB II. LANDASAN TOEORI
Bab ini memuat pengertian tentang teori yang berkaitan dengan judul secara deduktif dari teori yang berlingkup luas hingga ke teori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan. Judul skripsi ini menggambarkan variabel penelitian yang memiliki teori, sehingga memudahkan untuk menganalisis. Setiap bentuk rujukan, terutama kutipan- kutipan akan disebutkan sumbernya.
BAB. III OBJEK PENELITIAN
Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, menguraikan tentang sejarah berdirinya PT. Pioneer Offshore serta perkembangannya sampai saat ini sebagai suatu perusahaan yang melayani Oil Field Service, berikut juga diuraikan mengenai struktur organisasi dan maanjemen serta kegiatan dan perkembangan objek penelitian.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini memuat hasil analisis pelaksanaan manajemen operasional PT. Pioneer Offshore, Analisis kinerja Pipe Line Kapal MV. Pioneer Alliance dan analisis pengaruh Manajemen operasional PT. Pioneer Offshore terhadap kinerja Pipe Line kapal MV. Pioneer Alliance dengan menggunakan rumus-rumus statistik pada Bab I.
BAB. V PENUTUP
Pada bab ini akan disampaikan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran penulis untuk masukan PT. Pioneer Offshore dan penelitian lebih lanjut oleh para pakar.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian manejemen dan manejemen operasional

Pengertian manejemen menurut Husaini Usman (2006:214)adalah:

”Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan – tindakan perencaan ,pengorganisasian ,menggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainya”.

Pengertian manejemen menurut manulang (1996:14) adalah:

“Manajemen adalah kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya mamanage atau mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tajuan yang sudah ditetapkan”.

Sedangkan pengertian manajemen operasional menurut Kichart L.Draft (2006:216) adalah :

“Manajemen operasional adalah bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang dan jasa.serta menggunakan alat-alat dan tekhnik-tehknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi”

Dari definisi di atas terlihat bahwa syoner telah menggunakan kata “proses”, bukan “seni”. Mengartikan manajemen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan pribidai.sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus memperhatikan kecakapan atau keterampilan khusus,harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menetukan .menginterpasikan dan mencapai tujuan–tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) pengarahan (actuating), dan pengawasan (controling)

Manajemen operasional merupakan kegiatan operasional PT.Schlumberger terhadap kinerja seismic survey kapal MV.Geco Emerald ,dimana dalam hal ini kesiapan serta penunjang sarana dan prasarana dari perusahaan diharapkan dapan meningkatkan kinerja seismic suvey.

Sampai sekarang belum ada suatu teori manajemen dapar ditetapkan pada semua situasi.seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen .setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda ada tiga aliran pemikirian manajemen yaitu:
a. a.aliran klasik
b. b.aliran hubungan manusiawi
c. c.aliran manajemen modern

1. Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yaitu berbeda:
1) Manajer lini pertama
Tingkat paling rendah dalam suatu organisai yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama
2) Manajer menengah
Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi.para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan – kegiatan para manjer lainnya dan kadang – kadang juga karyawan operasional.
3) Manajer puncak
Klasifikasi manajer tertinggi pada suatu organisasi manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi
2. Fungsi-fungsi manajemen
Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh fungsi-fungsi manajemen yang antara lain menurut Geiorge.R.Terry yang terdiri dari:

a. Planning (perncanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Actuating (penggerakan)
d. Conrolling (pengawasan)

Fungsi manajemen menurut Henry Fayol, yaitu :

a. Planning (perncanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Coordinating (pengkoordinasian)
d. Commanding (perintah)
e. Controlling (pengawasaan)

Fungsi manajemen merurut L.M Gullick,yaitu :
a. Planning
b. Organizing
c. Staffing
d. Directing
e. Coordinating
f. Reporting
g. Budgetting

Fungsi manajemen menurut A.F.Stoner yaitu:
a. Planning
b. Organizing
c. Leading
d. Controlling

Dalam pembahasaan berikut ini kami akan menjelaskan secara garis besar sebagian dari fungsi-fungsi tersebut yaitu: planning, organizing, actuating dan controlling.

a. Fungsi perencanaan (Planning)
Sebelum seorang manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan dan mengawasi, mereka haruslah membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah organisasi ,perencanaan adalah pemilihan dan penetapan kegiatan ,selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan bagaimana dan oleh siapa perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan ,rencana haruslah diimplementasikan .setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan rencana-rencana mungkin memerlukan perbaikan agar tetap berguna ,perencanaan kadang-kadang dapat menjadi faktor kunci agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin salah satu aspek yang juga penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (making decision).proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Ada empat tahapan dalam perencanaan, yaitu:
1) Menetapkan tujuan atau serangkain tujuan
2) Merumuskan keadaan saat ini
3) Mengidentifikasikan segala peluang dan hambatan
4) Mengembangkan rencana atau serangakain kegiatan dalam percapaian tujuan
Ada dua alasan mengapa perencanaan diperlukan yaitu untuk mencapai:
1) ”Protective benefits” merupakan hasil dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan
2) ”Positive benefits” peningkatan pencapaian tujuan organisasi
Ada beberapa manfaat perencanaan antara lain:
1) Membantu manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan .
2) Perencanaan terkadang cenderung menunda kegiatan
3) Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi .kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individu dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi

b. Fungsi pengorganisasian (Oranizing)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai tujuan organisasi sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja .departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercemin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagian suatu organisasi. pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan .kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Ada beberapa pengertian organisasi antara lain yaitu:
1) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya yang ada
2) Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatanya dan pada tiap kelompok diikuti dengan penugasan seorang manajer yang di beri wewenang utnuk mengawasi anggota –anggota kelompok
3) Hubungan –hubungan antara fungsi-fungsi jabatan-jabatan tugas-tugas dan para karyawan
4) Cara para manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugasatau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian , yaitu:
1) Bagan organisasi formal
2) Pembagian kerja
3) Departemntalisasi
4) Rantai perintah atau kesatuan perintah
5) Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6) Saluran komunikasi
7) Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan .
Bentuk struktur organisasi bermacam-macam, tetapi pada pokoknya ada empat yaitu organisasi line (line organization), organisasi garis dan staff (line and staff organization),organisasi fungsional (functional organization),dan organisasi Matriks (matrix organization)
c. Fungsi pengarahan (Actuating)

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :

1) Pinsip mengarah kepada tujuan.
2) perinsip keharmonisai denang tujuan.
3) perinsip kesatuan komando.

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1) Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik
2) Perintah
Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu
3) Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melipahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya

d. Fungsi pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sisitematik untuk menetapkan setandar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan tujuan-I perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang di tetapkan sebelumnya menentukan dan mengukur penyimpangan –penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan .ada tiga–tipe pengawasan yaitu:
1) Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan
2) Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan
Merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus di setujui dulu atau syarat terntenu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bias dilanjutkan untuk menjadi semcam peralatan “double check” yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan
3) Pengawasan umpan balik
Permasalahan yang di hadapi oleh eksekutif dalam pengawasan karena harus melakukan koordinasi terhadap tiga komunikasi, koordinasi, dan kerja sama sangatlah vital, sehingga di perlukan sekali perhaian terhadap masalah dan cara pengawasan terhadapnya (cara kerja dan sikapnya)
B. Pengertian Seismic Survey
Pengertian survey menurut Moh. Nasir, Ph. D. (1999:65) adalah:

“Survey adalah suatu penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu”.

Pengertian seismic menurut Hidayat Ardiansyah (1998:99) adalah:

“Bentuk gelombang elastis yang menjalan dalam medium bumi, beberapa medium yang dapat menjalarkan gelombang mempunyai komponen impedans, seismic (atau akustik)

Dari definisi di atas pada umumnya survey bertujuan untuk membuat penilain terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya di gunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut. Jadi survey bukan semata-mata dilaksanakan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan melainkan juga untuk menjelaskan tentang hubungan antara berbagai variable yang di teliti, dari obyek yang mempunyai yunit atau individu yang cukup banyak. Oleh sebab itu di dalam melaksanakan survey biasanya hasilnya dibuat suatu analisis secara kuntitatif terhadap data yang telah di kumpulkan.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa seismic survey adalah salah satu tahapan kegiatan eksplorasi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran / informasi bawah permukaan (subsurface image) dengan menggunakan prinsip penjalaran gelombang seismic / gelombang getar.

Prinsip dasarnya adalah :

1) menggunakan prinsip penjalaran gelombang pantul / gelombang getar.
2) Sumber energi dari dynamite, vibroseif, minisosie, airgun, dan lain-lain.
• Dynamite di tanam di kedalaman 20-30 M di bawah lapisan lapuk
3) alat penerima (receivers)
• Geophone, hydrophone atau ditancap di atas permukaan tanah.
Dengan kata lain seismic survey dilakukan khususnya untuk mengetahui struktur bawah berdasakan perbedaan impedansi akustik (acoustic impedance = velocity dencity). Seismic termasuk dalam geofisika eksplorasi (kadang-kadang di pakai juga untuk engineering) yang bertujuan untuk memperoleh sifat-sifat fisika bumi dengan memanfaatka medan gelombang. Data yang di peroleh (penampang seismic dan atribut-atributnya) dipakai untuk mendukung data lainnya (data geologi dan logging) dalam menentukan prospek tidaknya suatu daerah eksplorasi.
1. Jenis-jenis seismic survey
a. seismic refraksi
b. seismic 2D
c. seismic 3D
d. VSP (vertical seismic profiling)
e. Borehole seismic (SWD)
2. Keuntunggan seismic survey
a. Keuntungan teknis
• Dapat memberikan gambaran bawah permukaan (imaging subsurface) lebih detil dan akurat,sehingga pola sebaran jebakan/reservoir yang diperkirakan mengandung minyak dan gas dapat diidentifikasi dengan jelas.
• Mampu menghasilkan model simulasi, karakter dan penyebaran reservoir yang lebih realistis (khusus seismic 3D).
• Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam melakukan penggambaran dan pemodelan bawah permukaan (khusus seismic 3D) karena data 3Dlebih lengkapdan akurat.

b. Keuntungan perekonomian

• Perhitungan cadangan menjadi lebih pasti.
• Dapat mengurangi/memperkecil resiko kegagalan pembora, aik sumur eksplorasi maupun pengembangan.
• Memperpanjang masa produksi/lifetime lapangan/field minyak yang ada.
• Perencanaan operasional program pemboran akan efektif dan terarah.
• Pemberdayaan SDM di sekitar areal survey.

C. Pengertian kapal

Pengertian kapal berdasarkan UU No. 21 tahun 1992 tentang pelayaran adalah :

“Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakan dengan tenaga teknis, tenaga angin, atau ditunda termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak bepindah-pindah”.
Pengertian kapal menurut direktorat jendral perhubungan laut mengatakan :

“Kapal adalah kendaraan air termasuk kapal keruk atau alat apung lain. Demikian yang menggunakan alat-alat penggerak sendiri atau tunda, kecuali pesawat terbang air, rakit dan kendaraan air yang digerakan dengan dayung-dayung atau galah-galah dorong”.

Pengertian kapal menurut Suyono (2005:115) adalah :

“Kapal adalah pengangkut penumpang dan barang dilaut, sungai dan sebagainya”.

Pengertian kapal seismic menurut PT. schlumberger adalah :

“Kapal Seismic adalah kapal pencarian (research) yang dibangun/dirancang untuk membawa instrument- instrument seismic survey”.

Berdasarkan pengertian dia atsa dapat di tarik kesimpulan bahwa kapal seismic merupakan sarana transportasi di air yang dirancang khusus untuk membawa instrument- instrument seismic survey dan dapat dioprasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan kegiatan research.

D. Analsis Hubungan

Menurut sugiono (2004:11) menjelaskan bahwa analisis hubungan/penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable/lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat di bangun suatu teori yang dapat befungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala pada penelitian ini terdapat dua variable yang dihubungkan.
Sugiono (2004:29-31) menjelaskan bahwa terdapat tiga bentuk hubungan yaitu :

1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable/lebih yang kebetulan munculnya bersama
2) Hubungan kausal/sebab akibat
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat jadi disini variable independent (variable yang mempengaruhi) dan variable devenden (variable yang dipengaruhi). hubungan sebab akibat bilamana x memepengaruhi y.
Sebagai contoh yakni bila harga bahan bakar minyak naik maka harga bahan makanan pokok akan naik sehingga yang menyebabkan bahan makanan pokok naik adalah adanya kenaikan bahan bakar minyak




Di dalam hubungan kausal/sebab akibat ini, untuk menganalisis manajemen operasional PT. Schulumberger terhadap kinerja seismic survey MV. Geco Emerald tahun 2008 penulis menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

a. Analisis Koefisien Korelasi (r)

b. Analisis Koefisien Penentu (kp)
KP = r2 x 100 %

3) Hubungan interaktif timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara satu sama lain.

E. Hubungan antara Pengaruh Manajement Operasional PT. Pioneer Offshore Terhadap Kinerja Pipe Line MV. PIONEER ALIANCE Tahun 2008.

Dari berbagai teori di atas pengertian dari pengaruh manajemen Operasional PT. pioneer offshore terhadap kinerja pipe line MV. PIONEER ALLIANCE tahun 2008 dapat diartikan suatu system manajemen operasional perusahaan berperan penting dalam menunjang kegiatan research vessel yang dilakukan untuk mendapatkan data pipe line di bawah permukaan tanah yang mana pada akhirnya akan dapat menghasilkan alur minyak bumi melalui beragai macam proses and tahapan-tahapan tertentu. Dalam hal ini kegiatannya akan didukung oleh surveyor- surveyor yang berlatar belakang geodesic dan keterampilan individual yang baik.
Untuk data manajemen Operasional PT. PIONEER ALLIANCE (variable X) dan kenerja pipe tine MV. PIONEER ALLIANCE (variable Y) diambil data cross section berupa kuesioner dari bagian manajemen Operasional PT. PIONEER OFFSHORE tahun 2008.