Saturday, February 14, 2009

PERANAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TERHADAP KESELAMATAN PELAYARAN PADA KANTOR DISTRIK NAVIGASI KELAS I SORONG

MARNI DWI YUDITA USPESSY
NIM: 244037024


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) berperan penting dalam dunia pelayaran Internasional maupun domestik. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah yang sudah maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) Indonesia memang amat membutuhkan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan / atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan / atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar.
Alur pelayaran adalah bagian dari perairan yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran lainnya dianggap aman untuk dilayari.
Kapal senantiasa berlayar di alur pelayaran sehingga musibah kecelakaan kapal seperti tubrukan, kandas, tenggelam kemungkinan dapat terhindar disekitar aluar pelayaran. Lokasi keberadaan kapal yang mengalami musibah, dapat menimbulkan gangguan keselamatan berlayar bagi kapal-kapal lainnya sehingga perlu diadakan pengangkatan dan / usaha penyingkiran kerangka kapal.
Perairan Indonesia yang luasnya kurang lebih (+) 5,8 juta kilometer persegi (km2), menghubungkan 17.667 buah pulau besar kecil, diperlukan sarana penunjang keselamatan pelayaran melalui pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) seperti Menara Suar (Mensu), Rambu Suar (Ramsu), Pelampung Suar (Pelsu) dan Anak Pelampung (Anpel).
Adapun peluang pengembangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dan sarana penunjangnya adalah kapal dalam hal pemasangan sangat kurang memadai dimana umur kapal sudah termakan usia sehingga memerlukan kapal yang baru.
Dengan demikian, diharapkan kapal tersebut mampu memberikan kontribusi yang signifikan secara ekonomi, hal yang tidak kalah penting adalah mengalokasikan pendanaan untuk pembelian kapal baru, sambil menyediakan pendidikan bagi para pelaut dan penjaga Menara Suar, melalui APBN sesuai dengan amanat hasil amandemen Undang-undang Dasar 1945.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul : Pengelolaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Kantor Distrik Navigasi Klas I Sorong.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini antara lain :
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang timbul sebagai berikut :
a. Kurangnya armada / kapal perambuan
b. Kurangnya armada / kapal perambuan
c. Kurangnya dana untuk pemasangan SBNP
d. Kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang armada kapal dan penjaga Menara Suar
e. Kurangnya pengawasan terhadap Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sering terjadi pengrusakan dan pencurian peralatan SBNP yang tidak dijaga seperti Rambu Suar dan Pelampung Suar yang mengakibatkan tidak berfungsinya SBNP, padahal baru 1 (satu) – 2 (dua) bulan diganti baru diwilayah kerja Kantor Distrik Navigasi Klas I Sorong.
2. Pembatasan Masalah
Oleh karena banyaknya permasalahan dan agar masalahnya tidak melebar jauh, maka sebagai batasan dalam penulisan skripsi ini hanya akan dibahas tentang sering terjadi pengerusakan dan pencurian peralatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) yang tidak dijaga seperti Rambu Suar dan Pelampung Suar yang mengakibatkan tidak berfungsinya SBNP, padahal baru 1 (satu) – 2 (dua) bulan diganti baru di wilayah kerja Kantor Distrik Navigasi Klas I Sorong.
3. Pokok Permasalahan
Dari buku laporan tahunan Distrik Navigasi Klas I Sorong tahun 2006 penulis dapat mengetahui dan mempelajari lebih obyektif.
a. Bagaimana dampak kurangnya armada / kapal perambuan
b. Bagaimana dampak kurangnya dana untuk pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).
c. Bagaimana dampak kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang armada kapal dan penjaga Menara Suar.
d. Bagaimana dampak sering terjadi pengerusakan dan pencurian peralatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) yang tidak dijaga seperti Rambu Suar (Ramsu) dan Anak Pelampung (Anpel) yang mengakibatkan tidak berfungsinya Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), padahal baru 1 (satu) – 2 (dua) bulan diganti baru.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a Untuk mengetahui bagaimana dampak kurangnya armada / kapal perambuan
b Untuk mengetahui bagaimana dampak kurangnya dana untuk pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).
c Untuk mengetahui bagaimana dampak kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang armada kapal dan penjaga Menara Suar.
d Untuk mengetahui bagaimana dampak sering terjadi pengrusakan dan pencurian peralatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) yang tidak dijaga seperti Rambu Suar (Ramsu) dan Anak Pelampung (Anpel) yang mengakibatkan tidak berfungsinya Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), padahal baru 1 (satu) – 2 (dua) bulan diganti baru.

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis / peneliti
Diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memahami tentang pengelolaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Kantor Distrik Navigasi Klas I Sorong dan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk program S-1 di Sekolah Tinggi Management Transportasi Trisakti Jakarta.
b. Bagi Lembaga Sekolah Tinggi Management Transportasi Trisakti Jakarta sebagai bahan informasi tambahan yang berkaitan dengan pengelolaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Kantor Distrik Navigasi Klas I Sorong.
c. Bagi Kantor Distrik Navigasi Klas I Sorong.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan atau kebijakan dimasa datang tentang pengelolaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).

D. Metode Penelitian
Dalam hubungan dengan judul di atas, penulis dalam menyusun skripsi ini memerlukan data mengenai masalah yang akan dibahas dan dipecahkan permasalahannya. Untuk data tersebut metode yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu dengan Observasi yaitu pengambilan data langsung dari kantor Distrik Navigasi Klas I Sorong.
pengumpulan semua data-data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan guna pembahasan masalah.
2. Kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan membaca dan mempelajari sejumlah buku dan peraturan-peraturan / perundang-undangan yang berkaitan dengan materi pembahasan masalah.
3. Metode analisis yang digunakan adalah Fishbone Theory.
















BAB II
LANDASAN TEORI

Sebagaimana pada bab I diatas telah kami kemukakan pada ruang lingkup dan berdasarkan hasil observasi, kepustakaan (library Research) diperoleh permasalahan sebagai berikut :
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Kurangnya Sarana /Kapal
3. Kurangnya pengawasan terhadap Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
Dari ketiga faktor diatas mengakibatkan perbaikan pemeliharaan dan pengawasan tidak berjalan sehingga terjadi kehilangan / dicuri (lampu, solar cell, baterai) pengrusakan (dipotong), roboh dan lain-lain.
Sehingga Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) diwilayah kerja Distrik Navigasi Klas I Sorong tidak berfungsi dengan semestinya / rusak dapat mengakibatkan kecelakaan dan membahayakan keselamatan dan keamanan pelayaran.
Kecelakaan tersebut diatas dapat menimbulkan bahaya lanjutan yaitu pencemaran lingkungan yang dampaknya dapat meluas ke daerah sekitarnya. Pencemaran mengakibatkan kerusakan ekosistem laut yang membutuhkan waktu yang panjang untuk memulihkan keadaanya menjadi seperti semula / sediakala.