Sunday, February 15, 2009

ANALISA HUBUNGAN PELATIHAN KESELAMATAN OLEH ANAK BUAH KAPAL PENGEBORAN MINYAK LEPAS PANTAI PT.SILLO BAHARI NUSANTARA TERHADAP KECELAKAAN DIATAS KAPAL

ADAM MALIK
244307032


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan ilmu dan tehknologi modern didunia Pengeboran Minyak Lepas Pantai ( Offshore drilling oil ) amat sangat pesat, hingga Perkembangan dalam mengolah bahan-bahan mineral, yang terkandung dalam perut bumi telah banyak menghasilkan berbagai jenis produk muatan curah cair. Dari minyak bumi yang diolah dan menghasilkan produk diantaranya adalah solar, premium , kerosin, gas alam cair, dan masih banyak lagi. Masing-masing dari jenis produk tersebut mempunyai sifat kimia dan fisika yang berbeda-beda,sehingga masing-masing produk penanganan tersendiri untuk menjaga kualitas dan kuantitasnya.Disamping hal tersebut dibutuhkan pula suatu sistim yang dapat menjamin proses pengeboran minyak ini berkesinambungan dan efisien dan aman. Tentunya aman bagi yang mengerjakannya dan terlebih lagi aman buat lingkungan.
Dalam Konvensi Internasional STCW(Standart Training Certification Watchkeeping) Amandement 95 dikeluarkan suatu persyaratan bagi pelaut agar dibekali pengetahuan yang cukup tentang alat-alat keselamatan untuk itu mereka wajib mengikuti pelatihan-pelatihan keselamatan. Disetiap perusahaan pengeboran minyak khususnya lepas pantai ( Offshore ) sangat peduli dan mementingkan keselamatan lingkungan dan pekerjanya.Dalam meningkatkan mutu pelayanannya dan menciptakan rasa aman maka penerimaan pegawai diatas kapal khususnya kapal logistik yang melayani pengeboran minyak lepas pantai yang nantinya memiliki peranan penting dalam mensuplai barang kebutuhan dari pengeboran. Diperlukan keahlian dan keterampilan khusus karena aktivitas kapal dalam melayani area pengeboran lepas pantai dikategorikan dalam jenis kegiatan yang berbahaya. Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi diatas kapal 84% ( Safety Buletin EXXON MOBILE DRILLING COMPANY edisi Sept,2008 )karena kesalahan dan kelalaian manusianya (Human error ) selebihnya disebabkan keadaan alam, dan factor-factor lainnya. Fenomena ini menunjukkan betapa mutu dari SDM (Sumber Daya Manusia ) yang bekerja diatas kapal sangat minim. Namun berdasar dari banyaknya kasus yang terjadi sangat menunjukkan ketidakterampilan dan kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan sistim prosedur dalam mematuhi aturan kerja, kurangnya pengetahuan dan keabaian, bahkan kelalaian dari anak buah kapal itu sendiri. Hal inilah yang menjadi titik awal tentang pentingnya pelatihan keselamatan diatas kapal. Karena tampa disadari ketidak acuan anak buah kapal dalam menaati peraturan-peraturan keselamatan kerja diatas kapal merupakan awal dari ketidakdisiplinan yang nantinya berujung pada kecelakaan disamping dari kelayakan alat-alat keselamatan termasuk perawatan dan pemeliharaan terhadap alat-alat tersebut, ditambah faktor diluar kendali manusia itu sendiri seperti cuaca yang buruk, alur pelayaran sempit, route pelayaran jarak pendek yang meminimkan waktu latihan keselamatan dan masih banyak lagi.
Kapal logistik merupakan kapal khusus yang membantu pekerjaan dioilfield (offshore oilfield), selain itu juga melakukan pekerjaan khusus yang berkaitan dengan pengeboran minyak dan pemasangan pipa dibawah air. Untuk itulah orang yang bekerja diatas kapal yang khusus melayani kegiatan dalam pengeboran minyak lepas pantai harus dibekali dengan pendididkan dan pelatihan secara intensif yang memenuhi standart dan diperlukan pula ketelitian, kepekaan, dan kedisiplinan yang tinggi untuk menghindari kecelakaan pada waktu bekerja. Karena kecelakaan kerja dilaut disamping mengakibatkan kerugian mental & material beruapa terganggunya operasional kerja juga dapat berakibat fatalpada hilangnya nyawa seseorang.
Guna meyakinkan semua pihak yang berkepentingan dalam pengeboran minyak lepas pantai dan instansi yang terkait bahwa semua aturan telah dijalankan dengan benar maka setiap kapal , dalam 3 bulan sekali akan diadakan Internal audit dan akan dilanjutkan dengan External audit dari surveyor yang ditunjuk oleh pihak yang berwenang. Namun dalam hal ini dapat juga diperiksa oleh Port State Control (PSC) diseluruh pelabuhan-pelabuhan indonesia maupun Negara-negara lain yang sudah meratifikasi Internasional Safety Manajement ( ISM ) Code. Tujuannya untuk meyakinkan dan memastikan kapal tersebut sudah melaksanakan ISM Code dengan sebenarnya atau belum, pengecekan ini itu berkisar pada document kapal, konstruksi kapal, - alat-alat dan sarana keselamatan yang ada diatas kapal. Juga keterampilan-keterampilan tiap anak buah kapal sesuai dengan bidang dan tingkatan, serta jabatannya diatas kapal. ISM Code itu sendiri adalah suatu code internasional yang bertujuan untuk memastikan kapal dioperasikan dengan layak dan benar untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal, penumpang, muatan dan pencemaran lingkungan sekitarnya.
Berdasar latar belakang tersebut diatas maka penulisan proposal skiripsi ini berjudul
“ ANALIYSA HUBUNGAN LATIHAN-LATIHAN KESELAMATAN OLEH ANAK BUAH KAPAL / CREW DIATAS KAPAL-KAPAL LOGISTIK PENGEBORAN MINYAK LEPAS PANTAI PT. SILLO BAHARI NUSANTARA TERHADAP KECELAKAAN KAPAL PERIODE TAHUN 2003 – 2008 “

B.RUMUSAN MASALAH
1.Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah diatas dapat disusun identifikasi masalah yang timbul sebagai berikut :
Sistim yang menjamin rasa aman baik pekerja dan lingkungan sekitarnya
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran anak buah kapal tentang pentingnya pelatihan diatas kapal
Kurangnya disiplin anak buah kapal mentaati peraturan keselamatan kerja diatas kapal yang berujung pada kecelakaan kerja
Route pelayaran jarak pendek yang meminimkan waktu latihan-latihan keselamatan
Kurangnya perawatan dan pemeliharaan terhadap alat-alat keselamatan

2.Pembatasan Masalah
Oleh karena luasnya permasalahan dan agar masalahnya tidak melebar jauh , maka sebagai batasan dalam penulisan proposl skiripsi ini hanya akan membahas tentang pengaruh pelatihan keselamatan terhadap kecelakaan diatas kapal logistik milik PT.Sillo Bahari Nusantara periode 2003-20008.Sesuai pengalaman penulis bekerja diatas kapal logistik pengeboran minyak lepas pantai PT.Sillo bahari Nusantara.
3. Pokok Permasalahan
Dari pengalaman dan pengamatan penulis selama bekerja diatas kapal tersebut baik langsung maupun tidak langsung , Penulis ingin mengetahui dan mempelajari lebih lanjut dan obyektif tentang :
Bagaimana pelaksanaan pelatihan diatas kapal-kapal Offshore
Bagaimana tingkat kecelakaan diatas kapal-kapal Offshore
Apakah ada hubungan yang signifikan antara pelatihan terhadap kecelakaan diatas kapal offshore milik PT. Sillo Bahari Nusantara

C. TUJUAN DAN MAANFAAT PELATIHAN
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana pelatihan yang dilaksanakan diatas kapal offshore PT.Sillo Bahari Nusantara
Untuk mengetahui bagaimana kecelakaan diatas kapal offshore PT.Sllo bahari Nusantara
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan pelatihan dengan kecelakaan dikapal offshore milik PT.Sillo Bahari Nusantara

2. Manfaat Penelitian
a) Bagi penulis
Diharapkan tentunya akan menambah wawasan dan pengetahuan serta memahami lebih lanjut tentang sumber daya manusia, khususnya masalah pelatihan dan kecelakaan diatas kapal offshore . Dan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk program S1 di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta
b) Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau input sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan dimasa yang akan datang tentang Pentingnya keselamatan dilaut terutama pada kapal-kapal offshore PT. Sillo Bahari Nusantara
c. Bagi STMT
Sebagai bahan informasi tambahan yang berkaitan dengan pelatihan dan kecelakaan diatas kapal offshore,sebagai data dokumentasi pada perpusatakaan.

D. Metedologi Penelitian
1. Metode Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka penulis menitikberatkan pengumpulan data sebagai berikut :
a. Populasi dan sampel
1. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang diteliti dalam hal ini jumlah pelatihan = 2315 kali dan jumlah kecelakaan sebanyak 67 kasus pada 8 kapal selama 5 tahun dari tahun 2003 samapai 2008
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang betul-betul representatif untuk diteliti sehingga diperoleh sauatu kesimpulan yang dapat diberlakukan untuk populasi, yaitu jumlah pelatihan sebanyak 2315 kali dan jumlah kasusu kecelakaan sebanyak 67 kasus , pada 8 buah kapal offshore selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2003 sampai 2008
b. Penelitian lapangan (Field Research)
Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek dilapangan yakni diatas kapal offshore milik PT.Sillo Bahari Nusantara. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data primer,sekunder, dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun cara yang dilaksanakan dalam pengumpulan data ini adalah :
1 . Wawancara ( Interview )
Yaitu Tehnik penumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan materi yang dibahas.
2. Pengamatan ( Observasi )
Yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dilapangan terhadap kegiatan perusahaan yang menjadi objek penelitian.
c. Penelitian kepustakaan dan pencarian data dari internet ( Library research and browsing )
Yaitu penelitian dengan cara pengumpulan data yang mendukung untuk penelitian ini diambil dari buku-buku referensi ilmiah dan literatur-literatur yang ada di internet yang tentunya berhubungan dengan masalah yang dibahas

2. Tehnik Analisis Data
a. Analisis Regesi Linear Sederhana
Koefisien legresi merupakan alat untuk mengetahui besarnya pengaruh variable pelatihan ( X ) terhadap variable kecelakaan ( Y ). Rumus persamaan regresi linear sederhana ( Anton Dajan : 1986 : 367 ).
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel dependen, dalam hal ini kecelakaan
X = Variabel Independent, dalam hal ini : pelatihan
A = Konstanta
B = Koefisien regresi
N = Jumlah sampel observasi
Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan rumus-rumus :
a = ΣY - b ∑X
n n

b = n. ΣXY - ∑X . ∑Y
nΣX2

b. Analiysis Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan alat untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Y. Adapun nilai koefisien korelasi person dapat dicari dengan rumus Anto Dajan ( 1986 : 376 0 sebagai berikut :
r=(nΣXY- ∑X .∑Y)/(√(n.∑X^2-(∑X)^2.) √(n.∑Y^2- (∑Y )²))

Dimana ;
r= Koefisien Korelasi
n= Jumlah Sampel yang digunakan
X = Variabel dependent ( pelatihan )
Y = Variabel independent ( kecelakaan )
Dari perhitungan korelasi maka akan didapat hasil sebagai berikut :
Jika r = 0 atau mendekati 0 berarti hubungan antara variable X dan Y sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali
Jika r = +1 atau mendekati +1 berarti hubungan antara variable X dan Y sangat kuat dan positif
Jika r = -1 atau mendekati -1 berarti hubungan antara variable X dan Y sangat kuat namun negatif

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2003 : 214 )
C. Analiysis Koefisien Penentu ( Kp )
Analiysis ini digunakan untuk mengukur besarnya konstribusi Variabel X terhadap naik turunnya variable Y. Koefisien Penentu ( Kp ) dapat dicari denagan rumus ( J. Supranto 1988 : 250 )
Kp = r 2 × 100 %

D. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel.
1. Hipotesis awal
Ho : ρ = 0 berarti variabel X tidak mempunyai hubungan dengan Variabel Y atau Hubungan sanagat lemah
Ha : ρ < 0 berarti variabel X mempunyai hubungan yang negative dan signifikan dengan variabel Y
2. Untuk mengetahui nilai t-hitung digunakan rumus ( J. Supranto 1988 : 145 )
t-hitung=(r√(n-2))/√(n-r^2 )
3. Bandingkan hasil observasi dengan table,dimana t = t.tabel pada pada
α = 0,05 atau 5% dan df = n-2
4.Dalam skirpsi ini, uji hipotesis yang penulis lakukan adalah menggunakan uji dua arah
( two trail )
E. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis diduga terdapat hubungan yang negative dan signifikan anatara pelaksanaan pelatihan dengan kecelakaan yang terjadi diatas kapal. Semakin sering dilakukan pelatihan-pelatihan keselamatan, maka diharapkan angka kecelakaan akan semakin menurun.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini untuk memudahkan pembaca supaya dapat mengerti tentang uraian dan analiysis permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Dibagi dalam 5 bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang mana keseluruhan materi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang alas an pemilihan judul, perumusan masalah, pembatasan ruang lingkup
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian, Hipotesis serta sistematika
penulisan skripsi
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengertian sumber daya manusia, pelatihan, kecelakaan, keselamatan kerja dan pengertian tentang kapal logistic pengboran minyak lepas pantai
BAB III : GAMBARAN UMUM PT.SILLO BAHTERA NUSANTARA
Dalam bab ini dijelaskan secara singkat tentang sejarah perusahaan PT. Sillo Bahtera Nusantara, Organisasi, dan Management serta kegiatan usaha perusahaan
BAB IV : ANALIYSIS DAN PEMBAHASAn
Berisi hasil penelitian yang terkait dengan analiysis pelatihan, analiysis kecelakaan dan Analiysis hubungan antara pelatihan keselamatan terhadap kecelakaan dikapal dengan Rumus-rumus yang ada pada bab I
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran terhadap masalah yang ada di skripsi ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian sumber daya manusia
Sesuai dengan judul diatas pengaruh pelatihan terhadap kecelakaan di atas kapal Logistik pengeboran minyak lepas pantai (offshore), tentu saja ini tidak bisa lepas dari manajemen sumber daya manusia itu sendiri. Berbagai pendapat dan pengertian tentang sumber daya manusia penulis tertarik dengan pendapat yang mengatakan :
Menurut A.F. Stoner dalam literaturnya di www.msdm.com tentang manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Dalam menjalankan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, bukanlah merupakan hal yang mudah .
Pengidentifikasian terhadap semua aspek baik yang mendukung kelancaran Maupun yang menghambat harus dilakukan, hal ini tentunya dapat terealisasi Dengan manajemen yang baik dan terarah. Pengertian manajemen menurut para Pakar antara lain :
Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet
Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen adalah suatu alat dalam proses atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui pemanfaatan sumber daya.
Manajemen sumber daya manusia “ adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur sumber daya yang dimiliki oleh individu dapat digunakan secara maksimal sehingga tujuan (goal) menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll.”
“ Menurut Henry Simamora dalam Manajemen Sumber Daya Manusia : Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara lansung sumber daya manusianya (2006:5).
Maka dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah:”Kerjasama orang-orang yang memanfaatkan dan atau mengolah sumber
daya alam untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama dengan sistematis,efisien dan efektif”.
Pendapat dari (Mathis dkk.2006:3)mengatakan, Managemen sumber daya
manusia adalah rancangan system-sistem formal dalam sebuah organisai
untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien,guna
mencapai tujuan organisasional”

Sebagai besar Sumber daya manusia merupakan hasil akal budinya disertai pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan sabar melalui jerih payah dan perjuangan berat.
Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki tiga aspek utama, yaitu sebagai
Berikut :
Fungsi Manajerial,terdiri dari:
Perencanaan ( Planning )
untuk menetapkan apa yang harus dilakukan
Pengorganisasian ( organizing )
untuk pengelompokan kerja serta penstafan atau penyusunan personalia.
Pelaksanaan (Actuating)
Pengarahan aktifitas yang dilakukan karyawan dibandingkan dengan rencana yang ditetapkan, jika ada penyimpangan maka dilakuakn perbaikan. (Santoso Soeroso.2003:11)

Fungsi Operasional, terdiri dari :
Pengadaan (Procurement )
Penarikan, seleksi, penempatan dan orientasi untuk mendapatkan pegawai sesuai dengan kebutuhan dalam mencapai tujuan.
Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development )
Proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral melalui pendidikan dan pelatihan agar bekerja dengan baik.
Kompensasi ( Compensasi )
Pemberian balas jasa secara langsung ( direct ) dan tidak langsung ( indirect ) yang berupa uang atau barang imbalan balas jasa.
Integrasi ( Integration )
Kegiatan menyatukan kepentingan organisasi dengan kebutuhan dari para karyawan agar ada kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.
Pemeliharaan ( Maintenance )
Kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas para karyawan, agar mau bekerjasama sampai pension.

Fungsi Tujuan :
Produktivitas
Priduktivitas sebagai tujuan Manajemen Sumber daya Manusia adalah tersedianya tenaga kerja yang produktif, tujuan itu hanya dapat dicapai bilamana sejak rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan karir dan seterusnya dilakukan secara tepat.
Keamanan dan kepuasan kerja ( Quality of Work Life / QWL )
Tujuan ini dimaksudkan adalah tercapainya kondisi Sumber daya Manusia yang mendukung kemampuannya mewujudkan produktivitas yang tinggi dalam bekerja, baik dari segi fisik maupun psikis. Kondisi yang hendak diwujudkan itu adalah perasaan aman dan puas dalam bekerja, karena berada dalam posisi yang menyenangkan dan diperlukan sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen Sumber Daya Manusia adalah mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, agar mampu mewujudkan tujuan bisnis berupa produk dan pelayanan yang berkualitas.
Keuntungan dan manfaat lainnya
Manajemen Sumber Daya Manusia bertujuan menyediakan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang mampu mewujudkan keuntungan dan manfaat lainnya bagi organisasi.
Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia menurut (Nawawi 2001 : 62 – 65 ) adalah antara lain
Pelayanan (Service)
Manajemen Sumber Daya Manusia berfungsi untung memberikan pelayanan kepada para pekerja dalam rangka mengembangkan kemepuannya, agar memilik Sumber Daya Manusia yang kompetitif.

Control
Manajemen Sumber Daya Manusia berfungsi mengontrol perwujudan kontribusi para pekerja dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan / industry, melalui proses mempartisipasikan dan cara memberikan kesempatan untuk berpartisifikasi dalam meningkatkan produktivitas.
Pengembangan
Fungsi ini diwujudkan Manajemen Sumber daya Manusia melalui proses memberikan kesempatan para pekerja untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan profesionalitasnya dalam bekerja melalui berbagai kegiatan.
Kompensasi dan akomodasi
Fungsi ini dalam manajemen Sumber Daya Manusia pada dasarnya bermaksud untuk mewujudkan dan mengembangkan rasa aman dan kepuasan kerja (Quality of work life) di lingkungan para perkerja. Rasa aman dan kepuasan itu merupakan kondisi yang memungkinkan para pekerja bekerja keras dengan disiplin dan moral kerja yang tinggi. Kompensasi langsung dan tidak langsung yang dirasakan memuaskan dan adil, akan memacu untuk berkopetisi dalam berprestasi. Akomodasi seperti kendaraan angkutan untuk pekerja dating dan pulang, penataan ruangan kerja yang rapi dan bersih dan lain-lain akan menimbulkan gairah dalam bekerja.
Advis
Fungsi ini diwujudkan Manajemen Sumber daya Manusia berupa pemberian informasi, bantuan, saran, dan pendapat kepada para manajer dan bahkan manajer tertinggi (Top Manager) dalam mengembil keputusan atau menyelesaikan masalah Sumber Daya Manusia di lingkungannya masing-masing.
“Berdasarkan pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian sumber daya manusia adalah kemampuan yang ada dalam diri tiap Individu dalam menggali potensi diri untuk menciptakan suatu karya yang bermanfaat untuk diri dan lingkungan sekitarnya

Pengertian Pelatihan
Pelatihan dianggap penting karena sangat berhubungan sekali dengan bagaimana penciptaan sumber daya manusia yang terampil dan bermutu. Disini kata bermutu juga berarti bahwa sumber daya manusia tersebut berarti pandai tetapi dia terampil dan cermat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai apa yang dimaksud dan isyaratkan. Berbagai teori tentang pelatihan antara lain:
“Pelatihan merupakan proses pembelajaran dengan member keterampilan tertentu yang berlangsung dalam waktu relative singkat”.( Asnawi. 1999: 117)
Menurut ( Mangkuprawira, 2002 : 135 ) mengatakan :
Pelatihan bagi karyawan merupakan proses pengajaran pengetahuan dalam keahlian tertentu serta sikap semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
Selain itu pelatihan juga dipandang sebagai wahana atau cara yang efektif untuk mengembangkan diri dan kemampuan para anak buah kapal seperti meningkatkan kemampuan dalam menghadapi keadaan gawat darurat, pengambilan keputusan, penerapan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan yang baru dimiliki, motivasi untuk berkembang yang semakin tinggi dan kesediaan untuk bekerja sama untuk menyesuaikan perilaku-perilaku yang tepat serta hasil dan kepuasan kerja.
“Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi” ( Rivai.2006:226)
Efektivitas biaya
Materi program yang dibutuhkan
Prinsip-prinsip pembelajaran
Ketepatan dan kesuaian fasilitas
Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan
Kemampuan dan preferensi intruktur pelatihan
Sumber ( Rivai.2006:240)
“Latihan adalah untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin” ( Handoko, 1985 : 75 )
“Latihan bersifat penerapan segera dari pada pengetahuan dan keahlian, jadi lebih bersifat praktis” ( Manulang, 1966 : 67 )
“Pelatihan adalah kegiatan belajar yang berhubungan dengan tugas saat ini ( learning related to present job)” ( Atmosoeprato, 1996 : 8 )
“Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang yang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi” ( Mathis dkk.2006:5)
Menurut pendapat para pakar diatas dapat ditarik kesimpulan, pengertian pelatihan adalah meningkatkan potensi diri dalam suatu pekerjaan yang menuntut ketrampilan dan kemahiran sesuai dengan standart yang ditentukan.

Pengertian Kecelakaan
Sebelum kita bahas tentang kecelakaan ada baiknya terlebih dahulu penulis jabarkan tentang pengertian dari keselamatan. Karena kecelakaan sangat berlawanan dari keselamatan. Berbagai teori tentang keselamatan :
Keselamatan sendiri merupakan perihal tentang selamat. Sedangkan kerja merupakan perbuatan melakukan sesuatu. Jadi “ keselamatan kerja merupakan : keadaan yang terpelihara dari bencana dalam melakukan sesuatu”
(Poerwadarminta, 2000 : 216-217)
Pengertian kesempatan kerja menurut (Suma’mur, 1996:1) adalah: Keselamatan yang berlian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
“Suatu kondisi yang bebas dari resiko kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relative sangat kecil dibawah tingkat tertentu” ( Payaman.1994:34)
“Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan keselamatan adalah suatu kondisi yang diharapkan dapat menjamin diri dari segala bahaya, ancaman dan resiko yang ditimbulkan oleh suatu alat/media atau keadaan lingkungan yang berisiko buruk terhadap jiwa raga, harta benda dan lingkungan”
Teori-teori keselamatan kerja (Safety Performance) menurut ( Abdullah.2002:20) adalah sebagai berikut :
Teori dari Ashfal (1984)
Ashfal (1984) mengajukan teori yang membahas masalah keselamatan kerja dengan menggambarkan 4 (empat) tahap pendekatan yaitu : pendekatan enforcement, pendekatan analisis, pendekatan engineering dan pendekatan psikologis.

Teori dari Gallagher (1997)
Gallagher (1997) melakukan pendekatan terhadap masalah keselamatan kerja (safety) melalui manajemen keselamatan kerja. Ia membagi manajemen keselamatan kerja menjadi 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu :
Manajemen Tradisional
Manajemen Inovatif
Strategi Pengendalian “Safe Place”
Strategi Pengendalian “Safe Person”

Teori dari Ramsey (1978), teori Behavioral Event pada Accident
Ramsey (1978) mengembangkan suatu model yang merupakan urutan
Beberapa tingkatan yang dilalui individu sebelum terjadinya atau terhindarnya
Suatu accident,yaitu:
Tingkatan pertama berhubungan dengan persepsi dan kognisi dari bahaya
Tingkatan selanjutnya yaitu tingkat pengambilan keputusan
Tingkatan selanjutnya bergantung pada kemampuan individu untuk
bertindak
Teori dari Petersen (1984)
Petersen (1984) melakukan pendekatan terhadap perfomance dalam safety melalui analisa 3 (tiga) factor, yaitu:
Analisa lingkungan fisik
Analisa system safety
Analisa Behavioral System
Standar keselamatan menurut (Payaman .1994:36) adalah sebagai berikut:
Persyaratan keselamatan
Pengujian dan verifikasi
Informasi keselamatan
Tanda peringatan
Tanda-tanda keselamatan
Tujuan keselamatan kerja menurut (Suma’mur.1996:1) adalah sebagai berikut:
Melindungi Tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta Produktivitas Nasional.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
Sumber Produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
“Kecelakaan adalah hal celaka, bencana, kemalangan, kesusahan, mendapat celaka, kejadian atau peristiwa yang menyebabkan orang celaka” (Poerwadarminta, 2005:223)
Kecelakaan adalah lawan dari keselamatan. Semua aktivitas pekerjaan diatas kapal berpotensi terjadi kecelakaan yang tinggi terutama sekali seseorang sedang bekerja disuatu area yang memiliki resiko yang sangat tinggi.
Menurut (Payaman.1994:4) factor penyebab kecelakaan kerja adalah: terdapat banyak factor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja. Kecelakaan dan penyakit kerja dapat terjadi pada saat seseorang mengoperasikan alat kerja atau produksi, antara lain karena:
Pekerja yang bersangkutan tidak terampil dan tidak mengetahui cara mengoperasikan alat-alat tersebut.
Pekerja tidak hari-hati, lalai dalam kondisi terlalu lelah atau dalam keadaan sakit.
Tidak tersedia alat-alat pengaman
Alat kerja atau alat produksi yang digunakan dalam keadaan tidak baik atau tidak layak pakai lagi, dapat terjadi pula suatu kondisi dan lingkungan kerja yang tidak aman.
Bencana akibat kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:
Pekerja dan atau orang lain meninggal atau luka
Alat-alat produksi rusak
Bahan baku dan bahan produksi lainnya rusak
Bangunan terbakar atau roboh
Proses produksi terhenti atau terganggu
Sedangkan menurut (Abdullah.2002:5) kerugian-kerugian yang disebabkan kecelakaan akibat kerja sebagai berikut:
Kerusakan
Kekacauan organisai
Keluhan dan kesedihan
Kelainan dan cacat
Kematian

Pencegah dari kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja menurut (Abdullah 2002:11) adalah sebagai berikut:
Peraturan Perundangan dimana ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, kontruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industry, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, surpervisi medis, PPK dan pemeriksaan kesehatan.
Standarisasi dimana penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi mengenai kontruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan industry tertentu, praktek-praktek keselamatan atau alat-alat perlindungan diri.
Pengawasan yaitu pengawasan tentnag dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.
Penelitian bersifat tehnik yang meliputi sifat dari cir-ciri bahan-bahan yang berbahaya.
Riset medis yaitu penetian tentang efek-efek fisiologi dan patologis, factor-faktor lingkungan dan tehnologis, dan keadaan-kedaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
Penelitian Psikologis
Penelitian secara statistic
Pendidikan
Latihan-latihan
Penyegaran
Asuransi
Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
“Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak terduga, tidak diharapkan, tidak terdapat unsure kesenjangan atau lebih-lebih dalam bentuk perencanaan yang mengancam keselamatan jiwa raga, harta benda dan lingkungan.”

Pengertian Kapal Logistik (Supply Boat )

Menurut Peraturan keselamatan Departemen Perhubungan Dirjen Perhubungan Laut dan Direktorat perkapalan dan pelayaran mengatakan,
“Kapal adalah kendaraan air termasuk kapal keruk atau alat apung lain. Demikian yang menggunakan alat-alat penggetrak sendiri atau tunda, kecuali pesawat terbang air, rakit dan kendaraan air yang hanya digerakkan dengan dayung-dayung atau galah-galah dorong”
“Kapal adalah pengangkut penumpang dan barnag di laut, sungai dan sebagainya” (Suryono. 2005:115)
Berbagai teori tentang yang dimaksud dengan kapal tangki adalah sebagai berikut :
“Kapal Logistik adalah kapal barang yang dibangun atau disesuaikan untuk mengangkut segala keperluan dan kebutuhan dalam suatu kegiatan tertentu”
“kapal logistik pengeboran minyak (Offshore supply boat ) adalah jenis kapal yang dirancang dan hanya dikhususkan untuk segala jenis kegiatan dalam melayani kegiatan dalam pengeboran minyak lepas pantai
Ketua Umum Indonesian Offshore Shipping Association (IOSA) Budi H. M. Siregar, “ Umumnya kapal-kapal Offshore supply boat adalah kapal yang dilengkapi peralatan berteknologi canggih karena usaha dalam kegiatan pelayarannya yang memiliki kapasitas untuk mendukung segala kegiatan dan pencarian minyak maupun gas bumi.
Kapal-kapal ini bekerja tidak hanya untuk mengangkut muatan dan alat-alat penunjang pengeboran, tetapi juga menggunakan peralatan yang terdapat di atas kapal guna mendukung pengeboran minyak dan gas [drilling] di laut. Itulah mengapa kapal-kapal offshore dikatakan work vessel [kapal kerja].”
Kapal-kapal apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut ? Yaitu jenis kapal utama seperti tug boat, utility boat, supply vessel, anchor handling tug dan anchor handling tug & supply vessel. Tiga kapal terakhir adalah kapal yang memiliki peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan drilling di laut, dan karena teknik pengeboran selalu berkembang maka ketiga kapal ini juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam desain dan peralatan teknis yang dimilikinya agar sesuai dengan perkembangan teknologi pengeboran milik pelayaran konvensional

Dinilai dari segi kerjanya Perbedaan mendasar dengan pelayaran konvensional?
Karena pekerjaan pengeboran tidak pernah dapat diprediksi dengan tepat kapan untuk mulai dan berakhir, maka sifat pekerjaannya berbeda dengan yang dilakukan kapal
Pelayaran konvensional memperoleh pendapatan dari freight yang dibayar oleh pemilik muatan, sementara pelayaran lepas pantai memperoleh pendapatan dari carter atau sewa kapal yang dibayar oleh penyewa. Kapal ini biasanya disewa oleh perusahaan minyak yang sedang mengelola sebuah konsesi minyak di suatu daerah tertentu yang hanya untuk pekerjaan drilling saja.Ini yang membuat pelayaran lepas pantai berbeda dala aspek pengelolaan perusahaan, seperti asuransi, keselamatan, ketetapan waktu, perawatan kapal organisasi perusahaan dan lain-lain ( disadur dari Koran Bisnis Indonesia edisi Selasa 05/06/2007 )
“Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan kapal offshore adalah sarana transportasi di air yang dirancang khusus bukan hanya untuk membawa muatan penunjang pengeboran tetapi juga tetapi menggunakan peralatan yang terdapat di atas kapal guna mendukung pengeboran minyak dan gas [drilling] di laut.”


Hubungan antara Pengaruh Pelatihan Terhadap Kecelakaan diatas Kapal Offshore

Dari berbagai teori diatas penegrtian dari Pengaruh Pelatihan Terhadap Kecelakaan di atas Kapal Offshore dapat diartikan :
“Suatu kegiatan yang harus diikuti berupa pendidikan teori maupun praktek, yang menuntut ketrampilan individual untuk mewujudkan keadaan yang selamat, terbebas dari rasa takut, was-was dari berbagai ancaman, gangguan yang dapat mengancam keselamatan jiwa, harta benda dan lingkungan yang dapat terjadi sewaktu-waktu saat melakukan kegiatan diatas kapal khusus memuat minyak cair curah yang berbahaya”.
Untuk data pelatihan ( variable X ) diambil data time series dari bagian Sumber Daya Manusia ( SDM ) PT. Sillo bahari Nusantara yang merupakan data pertahun dari tahun 2003-2008. Sedangkan data kecelakaan ( variable Y ) diambil data time series dari bagian Operation PT. Sillo bahari Nusantara, yang juga merupakan data pertahun dari tahun 2003-2008.