Friday, June 5, 2009

UPAYA MENGATASI LAMBATNYA PEMBONGKARAN FELDSPAR CURAH DIATAS KAPAL “ MV . JADE “

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN MUTU
TRI AGOES SOEBAGIO
244 307 022
ALIH PROGRAM BP3IP-STMT TRISAKTI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kapal laut adalah sarana angkutan laut yang sampai saat ini masih dianggap lebih efisien dan ekonomis di dalam pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat lain atau dari suatu negara ke negara lain karena kemampuan memuatnya yang besar yang belum dimiliki oleh moda transportasi yang lain. Dalam perkembangannya kapal laut dapat dibedakan menurut typenya atau menurut jenis muatan yang diangkutnya, salah satunya adalah kapal curah atau Bulkcarrier, yaitu kapal khusus yang dirancang untuk mengangkut muatan curah, misalnya : feldspar, jagung, gandum, batubara, beras, biji-biji besi, makanan ternak dan lain sebagainya.
Proses pembongkaran muatan curah khususnya feldspar, sering mengalami keterlambatan, hal ini akan menurunkan efektifitas kerja sehinggga menimbulkan kerugian baik waktu maupun materi. Keadaan ini sering terjadi dan dialami oleh penulis ketika bekerja di atas kapal MV. JADE.
Penulis mengambil judul dalam makalah ini adalah : “ UPAYA MENGATASI LAMBATNYA PEMBONGKARAN FELDSPAR CURAH DI ATAS KAPAL MV.JADE “.

B. Pokok Permasalahan

Di beberapa negara, Feldspar merupakan sebuah hasil pemasukan devisa yang besar untuk ekspor ke luar negeri. Cina adalah salah satu negara pengekspor felsdpar terbesar di dunia.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan proses pembongkaran felsdpar di Kapal MV.JADE dengan beberapa permasalahan yang menyebabkan keterlambatan proses pembongkaran dan penanggulangan keterlambatan tersebut. Informasi yang akan disampaikan dalam makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi jika terjadi permasalahan yang sama yang terjadi di kapal curah lain. Harapan penulis jika informasi dalam memecahan permasalahan keterlambatan pembongkaran muatan feldspar curah dapat segera dilakukan maka proses pembongkaran akan berjalan lancar dan teratur sesuai yang diharapkan sehingga akan terhindar dari kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah selain sebagai TUGAS MANDIRI juga merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan wawasan yang berkemampuan secara ilmiah dan profesional.
Manfaat penulisan makalah ini terhadap kepentingan dunia akademik antara lain adalah dengan mengetahui strategi pemecahan masalah keterlambatan pembongkaran feldspar curah di kapal curah diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang teori operasi manajemen pembongkaran di kapal curah.
Manfaat penulisan makalah ini terhadap dunia praktisi antara lain adalah dapat memberikan informasi pada orang-orang atau pekerja kapal curah agar apabila hal-hal yang tidak diinginkan terutama lambatnya proses pembongkaran feldspar pada kapal curah yang bersifat merugikan terjadi, maka dapat dihindari seminimal mungkin atau dikurangi kerugiannya. Diharapkan juga agar informasi ini akan menambah kelancaraan dan berjalan dengan baiknya proses pembongkaran muatan felsdpar pada kapal curah.



D. Lingkup Bahasan

Mengingat pengertian yang terkandung dalam judul makalah ini masih luas dan karena keterbatasan waktu yang tersedia dalam pembuatan makalah ini, maka penulis membatasi penjabaran makalah ini pada faktor-faktor penyebab keterlambatan proses pembongkaran muatan feldspar curah di kapal MV. JADE, dan cara mengatasinya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain yaitu proses sandar kapal yang belum tepat waktu, kurangnya koordinasi dalam proses pembongkaran muatan, tidak adanya ship crane atau keran kapal , proses buka tutup palkah harus satu persatu dan sarana angkut yang kurang efektif dan kendala kemacetan lalu lintas.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam makalah ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi lapangan
yaitu pengalaman berlayar penulis di selama bekerja di atas kapal MV. JADE
2. Study perpustakaaan
Yaitu mencari informasi dalam buku – buku pustaka untuk mendukung teori-teori dan bahasan permasalahan secara lebih akurat yang berhubungan dengan judul makalah.











BAB II
KONDISI SAAT INI

A. Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu

Kapal MV.JADE setibanya di pelabuhan tidak selalu langsung sandar tetapi terlebih dahulu berlabuh jangkar . Setelah selesai labuh jangkar pihak kapal MV.JADE harus menunggu informasi dari agen dan otoritas pelabuhan mengenai jadwal untuk kapal bisa memasuki pelabuhan, sandar atau terikat di buoy (moored) untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan. Hal ini mengakibatkan terlambatnya proses clearance in atau proses ijin masuk pelabuhan agar kapal MV.JADE bisa segera melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan curah. Kapal harus menunggu pihak imigrasi, custom/bea cukai dan karantina datang untuk kemudian mengklarifikasi dan menyatakan bahwa kapal dalam kondisi memenuhi syarat dan siap untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan feldspar.
Biasanya birokrasi dan proses pelaksanaan hal diatas membutuhkan waktu yang relatif lama terutama karena kapal harus menunggu jadwal untuk sandar di dermaga bongkar. Akibat dari hal tersebut adalah terlambatnya kegiatan pembongkaran di atas kapal MV. JADE.

B. Kurangnya Koordinasi Dalam Proses Pembongkaran Muatan Feldspar Curah.

Koordinasi sangatlah mendukung kelancaran dalam suatu kegiatan, termasuk dalam proses pembongkaran muatan di suatu kapal curah. Adapun koordinasi yang biasannya dilakukan dalam kapal curah MV. JADE adalah mengadakan pembicaraan-pembicaraan mengenai apa yang akan dilakukan nanti.
Koordinasi antara kapal MV. JADE dengan pihak perusahaan gunanya untuk mengetahui karakteristik muatan yang akan dibongkar. Sedangkan koordinasi antara sesama crew atau orang-orang yang berkepentingan langsung dengan pelaksanaan pembongkaran muatan, contohnya disini kerja sama atau koordinasi antara ABK dengan Mualim Satu sebagai penanggungjawab bongkar muat dan koordinasi antara Mualim Satu dengan Foreman / Mandor kerja di atas kapal.
Peranan koordinasi kerja ini sangat perlu karena pelaksanaan pembongkaran muatan feldspar curah adalah merupakan kerja team (team work), sehingga semua pekerja yang berkepentingan disini haruslah searah, seide, seinspirasi dan kompak. Koordinasi atau kerjasama antara Mualim Satu dengan pihak Surveyor juga sangat penting mengingat sebelum melakukan pembongkaran muatan selalu dilakukan Draft Survey.
Koordinasi yang kurang di atas kapal MV. JADE akan menyebabkan kurangnya ketelitian dan kurang maksimalnya jalannya pelaksanaan pembongkaran muatan, yang akan menimbulkan keterlambatan dan ketidaksinambungan. Hal ini menjadi suatu hal yang merugikan.

C. Tidak Adanya Ship Crane atau Keran Kapal

Ship crane atau keran kapal adalah alat yang digunakan untuk melaksanakan bongkar muat khususnya memindahkan muatan dari atau ke atas palkah. Ship crane ini sangat penting dan merupakan salah satu alat yang sebenarnya harus ada untuk memperlancar pelaksanaan proses pembongkaran muatan.
Kapal MV.JADE tidak ada fasilitas ship crane atau keran kapal sehingga otomatis proses pembongkaran muatan akan memakan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih banyak jika dibandingkan apabila dalam suatu kapal dilengkapi dengan ship crane / keran kapal.

D. Buka Tutup Palkah Harus Satu Persatu

Untuk membuka tutup palkah di kapal MV. JADE harus dilakukan satu persatu karena bentuk tutup palkahnya berupa hatch cover pontoon / tutup palkah yang terpisah satu dengan yang lain .
Tutup palkah ini harus dibuka dengan mengangkat tutup palkah satu persatu kemudian ditumpuk ke bagian palkah yang lain yang tidak sedang ada kegiatan pembongkaran/ pemuatan dengan menggunakan pontoon crane/ keran palka yang ada di kapal.
Buka tutup palkah yang harus satu persatu itu memakan waktu yang lama dan kurang efektif dan efisien sehingga menjadi salah satu sebab keterlambatan pembongkaran muatan feldspar di kapal MV. JADE

E. Sarana Pengangkut Yang Kurang Efektif Dan Kendala Kemacetan

Pada saat pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE seringkali sarana pengangkut biasanya truk dari dan ke dermaga kurang lancar. Hal ini sering terjadi karena keadaan lalu lintas dari pelabuhan pembongkaran menuju ke tempat penampungan ataupun pabrik pengolahan feldspar curah jauh dan sering terjadi kemacetan lalu lintas.
Kendala sarana trasportasi diatas merupakan salah satu faktor penyebab lambatnya proses bongkar muatan felsdpar di kapal MV. JADE.




BAB III
PERMASALAHAN

Proses pelaksanaan pembongkaran muatan feldspar curah di atas kapal MV.JADE mempunyai beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut merupakan fakfor-faktor yang menjadi penyebab lambatnya proses bongkar muatan feldspar curah di atas kapal MV. JADE.
Permasalahan yang dihadapi dalam proses pembongkaran feldspar di atas kapal curah MV. JADE tersebut ada 5 macam, yaitu :
1. Proses sandar kapal belum tepat waktu
2. Kurangnya koordinasi dalam proses pembongkaran muatan feldspar curah.
3. Tidak adanya ship crane atau keran kapal
4. Buka tutup palkah harus satu persatu
5. Sarana pengangkut yang kurang efektif dan kendala kemacetan
Di dalam bab III ini penulis akan menentukan skala prioritas dari permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembongkaran feldspar di atas kapal MV. JADE dengan menggunakan metode U.S.G. (Urgency Seriousness Growth).
Metode U.S.G. adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari satu penyebab utama dari beberap masalah yang menjadi penyebab dari suatu peristiwa/kejadian.
Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan metode U.S.G maka akan ditentukan satu pilihan yang menjadi prioritas utama penyebab lambatnya pembongkaran felspar curah di atas kapal MV. JADE.






BAB IV
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang terjadi saat pelaksanaan pembongkaran muatan feldspar curah di kapal curah MV. JADE ada 5 (lima) macam. Hal tersebut diakibatkan oleh faktor ekternal dan internal.
Tidak maksimalnya pengawasan dan pengetahuan tentang pembongkaran muatan, adanya kongesti pelabuhan juga kekurangan peralatan penunjang pembongkaran muatan di atas kapal menjadi sebagian faktor mencetus dari timbulnya masalah pada proses lambatnya pembongkaran muatan di atas kapal MV.JADE. Masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang berhasil diidentifikasi antara lain sebagai berikut :

1. Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu

Untuk menjamin berjalannya proses pembongkaran muatan yang tepat waktu pada kapal MV. JADE maka ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan berdasarkan dari temuan pada kondisi saat ini. Karena seringnya kapal harus berlabuh dan menunggu jadwal untuk sandar atau terikat di buoy (moored) sehingga clearance in atau ijin masuk dan sebagainya menjadi terlambat yang berakibat pada terlambatnya kegiatan pembongkaran muatan.
Diharapkan kepada pihak keagenan kapal pada pelabuhan pembongkaran muatan agar mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal sehingga pada saat kapal tiba di pelabuhan tidak perlu lagi harus berlabuh jangkar dan menunggu dalam waktu yang lama untuk disandarkan dan melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan. Persiapan administrasi kapal dan muatan juga harus disiapkan sedini mungkin sebelum kapal tiba di pelabuhan. Hal ini akan sangat baik sekali bagi perusahaan pelayaran mengingat kelancaran kegiatan pembongkaran muatan adalah salah satu bagian yang penting untuk mencapai keuntungan perusahaan yang lebih meningkat lagi.

2. Kurangnya Koordinasi Dalam Proses Pembongkaran Muatan feldspar curah

Pentingnya koordinasi antara pihak kapal dengan pihak darat ataupun antara sesama pekerja di kapal MV. JADE sangat penting dalam menunjang lancarnya proses pembongkaran muatan di atas kapal. Pada saat draft survey diperlukan kerjasama yang baik antara Mualim Satu yang dibantu oleh ABK (Anak Buah Kapal) dengan pihak Surveyor ataupun dengan Foreman (mandor) sehingga kegiatan pembongkaran muatan segera bisa dilaksanakan.
Koordinasi antara Mualim jaga dengan ABK juga sangat penting mengingat pada saat pembongkaran muatan feldspar curah seringkali dilaksanakan buka tutup palkah dan penggeseran tutup palkah ke palkah lain yang tidak sedang dilakukan kegiatan pembongkaran muatan.
Pengaturan air ballast yang diatur oleh Mualim Satu dan dikerjakan oleh ABK dalam hal ini Bosun juga penting diperhatikan sebab jika pengisian atau pemompaan ballast air ballast terlambat dapat mengakibatkan kapal terlalu dongak sehingga akan menimbulkan susahnya tutup palkah dibuka atau dipindahkan sehingga proses pembongkaran muatan menjadi terlambat. Untuk itu diharapkan kerjasama antara Mualim dengan ABK dan dengan pihak darat baik surveyor ataupun foreman (mandor) sangat penting sekali sehingga menunjang lancarnya proses pembongkaran muatan di atas kapal MV. JADE.


3. Tidak Adanya Ship Crane atau Keran Kapal

Kapal jika dilengkapi dengan ship crane / keran kapal untuk menunjang kegiatan pembongkaran muatan akan baik sekali dan dapat mempercepat proses pembongkaran. Namun hal ini tidak mungkin dilaksanakan mengingat kondisi kapal yang dirancang untuk kapal curah pada kapal MV. JADE tanpa keran kapal.
Dari temuan tersebut agar proses pembongkaran muatan lancar maka adanya shore crane / keran darat sangat diperlukan. Sehingga diharapkan sebelum kapal sandar untuk kemudian melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan keran darat sudah siap di dermaga agar dapat langsung melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan. Dengan demikian proses pembongkaran muatan tidak lagi terlambat.

4. Buka Tutup Palka Harus Satu Persatu

Dari temuan kondisi saat ini di atas kapal MV. JADE sulitnya kapal untuk melakukan buka tutup palkah secara bersamaan disebabkan karena pontoon crane / kran tutup palkah hanya satu. Untuk mengatasinya adalah dengan membuka tutup palkah dengan menggunakan crane darat dan tutup palkah dipindahkan atau ditumpuk di dermaga.
Apabila dibantu dengan keran darat diharapkan proses bongkar muat tidak terganggu buka tutup palkah dengan pontoon crane / keran palkah yang seringkali membutuhkan waktu yang lama.

5. Sarana Pengangkut Yang Kurang Efektif Dan Kendala Kemacetan

Untuk menunjang lancarnya kegiatan pembongkaran muatan feldspar curah di atas kapal MV. JADE diharapkan sarana angkut tidak mengalami kendala dalam mengangkut feldspar curah dari pelabuhan ke tempat penampungan atau pabrik pengolah. Kendala yang dihadapi biasanya adalah kemacetan lalu lintas di dalam pelabuhan itu sendiri ataupun pada saat di jalan raya.
Kendala di atas diharapkan dapat diatasi dengan cara truk-truk pengangkut armadanya dipersiapkan lebih awal dengan memperhatikan kapasitas dan waktu angkut dari dan ke pelabuhan. Perlu diperhatikan pula jumlah truk pengangkut yang harus disiapkan disesuaikan dengan melihat jumlah muatan yang akan di bongkar.
Jika harapan tersebut bisa terwujud maka proses pembongkaran feldspar di kapal MV. JADE akan berjalan dengan lancar.

B. Tinjauan Teoritis

Setelah identifikasi masalah dan pembahasan masalah diatas, selanjutnya jika kita lihat hasil proses pendekatan masalah pokok melalui metode U.S.G maka pada dasarnya penyebab utama lambatnya proses pembongkaran muatan feldspar di atas kapal MV. JADE adalah poses sandar kapal yang belum tepat waktu. Dengan demikian penulis dapat mengambil masalah prioritas yang memerlukan analisis lebih lanjut untuk memecahkan masalah tersebut adalah :

Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu

Menurut Capt. R.P. Suyono (2005) dalam bukunya SHIPPING. Pengangkutan Intermodal ekspor Impor Melalui Laut, bahwa proses sandar kapal yang belum tepat waktu sering kali disebabkan oleh adanya Kongesti Pelabuhan (Port Congestion) yaitu keadaan menunggu antrian kapal yang telah selesai melakukan kegiatan di pelabuhan. Kapal dapat menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu di luar pelabuhan untuk membongkar muatannya.
Port Congestion ini akan timbul jika kapasitas penampungan pelabuhan tidak sebanding dengan jumlah kapal yang hendak masuk pelabuhan untuk melaksanakan kegiatan bongkar/muat barang.
Kongesti Pelabuhan ini menurut Capt R.P Suyono (2005) bisa dihindari dengan merealisasikan saran dari Bimco (The Baltic and Internatiobal Maritim Conference) yang antara lain menyarankan sebagai berikut : Membuat perencanaan yang matang, Manajemen yang baik, Meningkatkan SDM terutama tenaga Buruh, Koordinasi yang terjalin dengan baik, Lalu lintas yang teratur, Kebijakan dalam Operasional, Pemeliharaan peralatan, Prosedur penyelesaian dokumen dan Mengantisipasi pengaruh iklim.
Agar proses pembongkaran muatan di pelabuhan berjalan lancar menurut Capt. Arso Martopo (2001) dalam bukunya Penanganan Muatan menjelaskan bahwa harus diusahakan dalam setiap kegiatan di pelabuhan dapat selesai pada waktu yang tepat agar tidak menimbulkan waiting time, delay kapal, long hatch dan keterlambatan pasang surut air, booking dermaga/pandu, convoy di suez canal.

C. Analisis Pemecahan Masalah Secara Teoritis

Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu

Setelah mendapatkan masalah prioritas maka akan dicari penyebabnya dan masing-masing penyebab akan dicari pemecahannya. Untuk mencari penyebab penulis menggunakan Fish Bone Diagram.
Kegunaan dari Fish Bone Diagram adalah menggali akar masalah dan menampilkannya dalam hubungan sebab akibat. Sehingga setelah dibuat Fish Bone Diagram maka penulis akan menganalisa penyebab lambatnya proses pembongkaran muatan feldspar curah di kapal MV. JADE.
Setelah dibuat Fish Bone Diagram maka kita bisa tahu bahwa sandar kapal belum tepat waktu yang sering kali disebabkan karena kongesti pelabuhan adalah hal yang menjadi penyebab utama dalam lambatnya proses pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE.
Beberapa hal yang menjadi penyebab sandar kapal yang belum tepat waktu dalam Fish Bone Diagram tersebut sesuai dengan pendapat Capt. R.P. Suyono (2005), yang menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) hal yang menjadi penyebab kongesti pelabuhan tersebut, antara lain : Rencana, Manajemen, Buruh, Koordinasi, Lalulintas, Operasi, Pemeliharaan, Prosedur penyelesaian dokumen, Akibat keadaan , Fungsi dan lokasi pelabuhan.
Untuk menghindari kongesti suatu pelabuhan maka Bimco yaitu perkumpulan yang didirikan oleh sekelompok pemilik kapal menyarankan sebagai berikut :

1. Rencana

a. Investasi untuk dermaga-dermaga baru harus memperhatikan daerah penyangga, keluar/masuknya ke pelabuhan dan kemampuan operasi seperti banyaknya tenaga terlatih dan terdidik, peralatan bongkar/muat dan ruangan gudang di dalam maupun di luar pelabuhan mampu melayani dermaga-dermaga yang baru di buat tersebut.
b. Memaksimalkan berfungsinya transportasi di darat
c. Tepat waktu dalam menyelesaikan proyek-proyek pelabuhan
d. Manajemen pelabuhan harus tepat dalam merencanakan perkembangan pelabuhan
e. Meminimalkan ikut campurnya politik dan pejabat dalam pengambilan keputusan di pelabuhan.





2. Manajemen

a. Tenggang waktu yang cukup untuk memegang jabatan dalam posisi yang menentukan untuk para pengatur pelabuhan
b. Pemilihan pejabat yang bewenang dalam menejemen pelabuhan harus memperhatikan kemampuannya dalam pekerjaannya.
c. Otoritas yang cukup sebaiknya diberikan pada direksi dan manajer untuk aksi perbaikan jika ada kesalahan.

3. Buruh

a. Terjadi hubungan yang baik dengan buruh
b. Persoalan yang timbul biasanya karena terlalu banyak atau sedikit buruh yang ada sehingga perlu diperhatikan kuantitas buruh agar lebih efisien
c. Keberhasilan dalam menerapkan pekerjaan sesuai keadaan atau kebiasaan sangat penting
d. Perlunya pelatihan untuk para buruh terutama dalam menggunakan peralatan canggih.

4. Koordinasi

a. Koordinasi yang baik sangat diperlukan antara pihak pemerintah dan swasta yang bekerja di lingkungan pelabuhan
b. Perlunya konsultasi antara pemegang kekuasaan di pelabuhan dan pemakai jasa kepelabuhanan dalam hal operasi dan perkembangan pelabuhan.

5. Lalu lintas

a. Mengatur lalu lintas agar teratur
b. Pelayaran-pelayaran jangka pendek yang keluar masuk pelabuhan diperhatikan karena jika jadwal tidak diseragamkan maka akan terjadi penumpukan kapal di pelabuhan
c. Mengefisienkan pemakaian dermaga
d. Memperhatikan pembagian yang merata pada muatan di palka-palka, memperhitungkan tingkat kesukaran pada saat pembongkaran
e. Penerima muatan (consignee) punya dana dan fasilitas yang cukup untuk menerima muatan

6. Operasi

a. Dibuat kebijakan dalam pengaturan tempat dan fasilitas penampungan agar pemakaian dermaga lebih efisien
b. Utamakan mengerjakan muatan curah di dermaga untuk muatan general cargo
c. Cukupnya kapasitas cadangan untuk mengerjakan keperluan yang berulang-ulang pada suatu pelabuhan
d. Cukupnya dana bagi peralatan yang modern


7. Pemeliharaan

a. Adanya kebijakan pencegahan (policy preventive dan running maintenance)
b. Cukup tenaga ahli untuk memelihara peralatan dan tersedia suku cadang yang cukup
c. Adanya standardisasi dari peralatan yang ada

8. Prosedur penyelesaian dokumen

a. Penyampaian dokumen kepada yang berwenang tepat waktu
b. Dokumen yang diajukan kapal harus falid sehingga tidak terjadi kekeliruan data
c. Menginovasi dokumentasi dan cara pemrosesannya agar tidak ketinggalan jaman.

9. Akibat keadaan

a. Mempersiapkan peralatan yang modern sehingga bisa mengantisipasi segala keadaan cuaca .
b. Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga bisa mengupayakan antisipasi terhadap pengaruh musim dan cuaca yang bisa berubah buruk.

10. Fungsi dan lokasi pelabuhan

a. Mengoptimalkan pelabuhan dalam mengelola lahan cadangan
b. Mengefisiensikan pemakaian dermaga.
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan tentang upaya mengatasi lambatnya pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE yang ada pada bab – bab sebelumnya, maka dari makalah ini dapat diambil kesimpulan :
1. Penyebab dari lambatnya proses pembongkaran feldspar curah di kapal MV.JADE disebabkan oleh proses sandar kapal belum tepat waktu, kurangnya koordinasi dalam proses pembongkaran, tidak adanya ship crane atau keran kapal, buka tutup palka harus satu persatu dan sarana pengangkut yang kurang efektif dan kendala kemacetan di pelabuhan.
2. Masalah pokok dari penyebab lambatnya proses pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE yang ditentukan melalui metode U.S.G adalah karena proses sandar yang belum tepat waktu.
3. Proses sandar yang belum tepat waktu bisa disebabkan oleh faktor eksternal dan internal dan bisa diatasi dengan rencana dan manajemen yang tepat, buruh yang berkualitas, koordinasi dan lalu lintas yang lancar, operasi, pemeliharaan dan prosedur penyelesaian dokumen yang baik, mengantisipasi akibat keadaan dan mengoptimalkan fungsi dan lokasi pelabuhan.

B. Saran

1. Perlunya peningkatan SDM di pelabuhan terutama yang menangani operasional sehingga akan memperlancar operasi di pelabuhan, prosedur penyelesaian dokumen sebaiknya disesuaikan dengan keadaan sekarang sehingga tidak ketinggalan jaman, melakukan perubahan peraturan dan undang-undang agar barang lebih mudah keluar/masuk pelabuhan.

2. Agar proses bongkar feldspar di kapal MV. JADE berjalan lancar sebaiknya pihak awak kapal mempersiapkan dokumen kapal dan dokumen muatan sebelum tiba di pelabuhan bongkar, adanya koordinasi yang baik antara sesama awak kapal dan awak kapal dengan pihak pelabuhan akan memperlancar operasi pembongkaran.